Oleh: Rusli Abdul Roni
Ketua Unit DCMT & Dosen Kolej Pendidikan Berterusan (CCED) Universiti Tenaga Nasional
Sabda nabi saw: alhajju arafah bermaksud: inti ibadah haji itu adalah wuquf di arafah.
Baca Juga: Abdul Khafid Hadiri Pembukaan Pameran PT Light Water Travel Tour Haji dan Umrah
Tenda-tenda wuquf dan mabit di hamparan Arafah dan lembah Mina dengan berbagai kelasnya telah tersedia dengan rapi, menanti jemaah haji wuquf pada 9 Zulhijjah ini.
Ketika artikel ini ditulis jemaah haji telah pun memenuhi tenda-tenda tersebut, termasuk penulis sendiri (alhmdulillah) untuk menunaikan rukun terpenting dalam rangkaian ibadah haji. Kita dan dunia kita sering kali menyaksikan berbagai peristiwa yang menyentuh hati dan memberi inspirasi berbeda kepada kita semua.
Baca Juga: Lepas Jemaah Calon Haji, Ini Pesan Wakil Gubernur Jambi
Dua situasi yang amat berbeda namun sarat dengan pengajaran adalah pengalaman jemaah haji di khemah Arafah dan Mina serta penderitaan para pengungsi Palestina. Kedua-dua peristiwa ini mengajarkan kita tentang arti sebenarnya ketabahan, kesabaran, dan keimanan yang teguh juga solidaritas serta arti kemanusiaan.
Khemah Arafah dan Mina: Pengalaman Transformatif
Baca Juga: JCH Asal Kerinci dan Tebo Diberangkatkan, Jambi Dapat Tambahan Kuota 161 Orang
Kita menyaksikan bahwa setiap tahun, umat Islam dari seluruh pelosok dunia berkumpul di Tanah Suci Mekah untuk menunaikan ibadah haji, salah satu rukun Islam yang menjadi impian setiap Muslim. Dalam rangkaian ibadah haji, wuquf di Arafah dan bermalam di Mina adalah momen-momen puncak yang paling ditunggu dan dinantikan.
Khemah Arafah dan Mina menjadi saksi bisu kepada lautan manusia yang berkumpul untuk berdoa dan bermuhasabah diri. Di Arafah, jemaah haji berdiri di bawah terik matahari, berdoa dengan penuh khusyuk dan air mata, memohon ampun dan rahmat dari Allah. Pengalaman ini mengajar mereka tentang kesederhanaan, ketenangan hati, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan.
Seterusnya di Mina, jemaah haji menghabiskan waktu dengan bermalam di dalam khemah-khemah yang sederhana, jauh dari kenyamanan rumah. Suasana di Mina mengingatkan mereka tentang pentingnya kesederhanaan dan kesabaran. Di sini, mereka belajar untuk bersabar, berbagi ruang, dan memahami arti sebenarnya perpaduan ummah dan kebersamaan.
Pengungsian Palestina: Kisah Duka dan Harapan
Sementara di sudut dunia yang lain, rakyat Palestina berhadapan dengan kesengsaraan akibat konflik yang berlarutan. Berhadapan dengan kekejaman dan kezaliman penjajah zionis. Mereka terpaksa meninggalkan rumah dan tanah air, hidup sebagai pengungsi di kem-kem pelarian yang serba kekurangan.
Keadaan di kem pelarian Palestina amat mencabar dengan kekurangan bekalan makanan, air bersih, dan layanan kesehatan yang terbatas dan ancaman peluru dan bom yang kapan saja bisa terjadi.
Namun begitu, dalam keadaan yang amat getir ini, rakyat Palestina menunjukkan ketabahan yang luar biasa. Mereka tetap berpegang teguh pada harapan bahwa suatu hari nanti, mereka akan kembali ke tanah air mereka.
Setiap hari adalah satu perjuangan, tetapi mereka tidak pernah putus asa. Keberanian dan semangat mereka menjadi inspirasi kepada dunia tentang arti sebenarnya ketabahan dan keteguhan jiwa dan perjuangan.
Simbol Ketabahan dan Harapan
Meskipun peristiwa dan situasi di khemah Arafah, Mina dan kem pelarian Palestina kelihatan berbeda dari segi latar belakang dan konteks, kedua-duanya berbagi elemen yang sama yaitu ketabahan dan keimanan yang kental.
Di Arafah dan Mina, jemaah haji belajar tentang kesabaran dan keimanan melalui ibadah mereka untuk beberapa saat saja. Justeru, terdapat khemah-khemah di Arafah dan Mina yang dilengkapi dengan simbol kenyamanan seperti pendingin udara, bekalan makanan yang cukup. Bahkan ada yang bertaraf hotel bintang lima.
Sedangkan di kem pelarian Palestina, rakyat Palestina belajar tentang ketabahan dan harapan dalam menghadapi cabaran hidup yang berat yang tidak pasti kapan akan berakhir. Dengan keadaan yang memang serba kekurangan dan kedhaifan.
Tentunya, pengalaman ini mengingatkan kita semua tentang pentingnya kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi ujian hidup. Setiap ujian adalah peluang untuk kita memperkukuh keimanan dan memperbaiki diri.
Dalam konteks yang lebih luas, kedua-dua situasi ini mengajar kita tentang keperluan untuk terus berjuang, berdoa, dan berharap walau apa pun cabaran yang mendatang.
Mengambil Hikmah dari Dua Dunia
Fenomena dan pemandangan di khemah Arafah, Mina dan kem pelarian Palestina adalah peringatan tentang kekuatan jiwa manusia.
Di Arafah dan Mina, jemaah haji mengalami transformasi rohani yang mendalam, memperkukuh hubungan mereka dengan Allah.
Di Palestina, rakyat terus berjuang untuk hidup dalam keadaan yang penuh cabaran, menunjukkan keberanian dan ketabahan yang mengagumkan.
Kedua-dua situasi ini mengingatkan kita tentang arti sebenarnya kehidupan dan keimanan. Tidak kira apa jua cabaran yang kita hadapi, kita harus selalu ingat bahwa setiap ujian adalah satu peluang untuk kita menjadi lebih kuat dan lebih baik.
Dengan kesabaran, ketabahan, dan keimanan yang teguh, kita mampu menghadapi apa jua cabaran yang mendatang. Sesungguhnya, di balik setiap kesukaran, pasti ada kemudahan yang menanti, dan itulah janji Allah yang tidak pernah mungkir. Wallahu alam.
Padang Arafah : 15 Juni 2024
email: [email protected]
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com