Tower 100 Meter Pengukuran Gas Rumah Kaca Terintegrasi ke-2  di Indonesia Diresmikan

Tower 100 Meter Pengukuran Gas Rumah Kaca Terintegrasi ke-2  di Indonesia Diresmikan

Reporter: AM | Editor: Ahmad Muzir
Tower 100 Meter Pengukuran Gas Rumah Kaca Terintegrasi ke-2  di Indonesia Diresmikan
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG),Dwikorita Karnawati meresmikan Tower 100 M Terintegrasi di Station Klimatologi Mendalo, Kabupaten Muaro Jambi. Foto : Ahmad Muzir

INFOJAMBI.COM-Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat meresmikan Tower 100 meter pengukuran Gas Rumah Kaca (GRK) terintegrasi di Stasiun Klimatologi Mendalo, Provinsi Jambi  yang berada di Jalan  Jambi-Muara Bulian, KM 18,Kabupaten Muaro Jambi, Senin (18/7/2024). 

Tower ini merupakan Tower ke-2 di Indonesia dari 6 tower yang direncanakan akan dibangun. Tahun depan, ada empat tower lagi yang  akan dibangun, lokasinya di  Sumatera Utara, Riau, Palembang dan Lampung. Peresmian Tower di Jambi  merupakan rangkaian dari kegiatan dari Perayaan Hari Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (HMKG) ke-77 yang dipusatkan di Provinsi Jambi.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mnyebutkan, tujuan dibangun tower ini untuk memonitor perubahan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK),  daerah mana yang banyak menyumbangkan dan menyerap gas rumah kaca.  “Informasi yang terukur dan terus menerus dibutuhkan oleh beberapa stakeholder agar bisa memberikan peringatan dini terkait kebijakan yang diambil untuk mengendalikan dan mengurangi laju suhu permukaan,”  kata Dwikora saat konferensi pers usai peresmian Tower di Stasiun Klimatologi Mendalo, Provinsi Jambi.

Menurut wanita berjilbab ini, perubahan iklim itu nyata. Berdasarkan pemantauan secara sistimatik, terus menerus dan kontinyu oleh Global Atmosphere Watch  termasuk di Indonesia bahwa kenaikan suhu sangat nyata . “Tahun 1050 sebelum revolusi industri dan tahun 1920 mulai terjadi kenaikan namun awalnya landai. Namun, sejak 1970 sampai saat ini kenaikan suhu meningkat drastis dan sudah mencapai 1,45 derajat celsius rata-rata kenaikan suhu secara global . Padahal kesepakatan Paris, dunia menyepakati kenaikan suhu agar bumi aman tidak boleh  lampaui 1,5 derajat celsius diakhir abad 2100,” ungkap Dwikora.

“Kita sudah sangat dekat ambang batas. Kejadian bencana kekeringan sudah terjadi merata secara global dan dimana-mana dengan intetitas menguat dan kejadian semakin sering. GOW menyebutkan  kejadian kekeringan hampir dialami seluruh belahan dunia. Kalau tidak berhasil diatasi, tahun 2050 dapat terjadi krisis pangan . Mulai saat ini kita harus benar-benar  serius memitigasi mengendalikan laju perubahan iklim,” sambugnya.

Apa yang  membuat suhu naik? Para ilmuan semua sepakat kenaikan suhu itu diakibatkan kenaikan gas rumah kaca. Kenaikan suhu itu  harus diawasi  dan dihambat agar tidak naik terus. 

Untuk mendukung upaya pengendalian laju kenaikan suhu. BMKG  memonitor melalui satu alat sistem adalah tower GRK. Tidak hanya memonitor, tapi menjadi  pemodelan, zona mana yang meningkat dan menyerap GRK.

Wakil Gubernur Jambi, Abdullah Sani mengapresiasi berdirinya Tower 100 Meter Terintegrasi yang dibangun BMKG Pusat. "Pemprov Jambi sangat mendukung dalam rangka menyelematkan bumi dari dampak perubahan iklim," teganya.(***)

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya