Oleh: Naufal Rizky Akbar
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jambi
KABAR yang menjadi perbincangan dunia datang dari negara Indonesia mengenai adanya join statement dengan negara China. Presiden kita saat ini, Prabowo Subianto, beberapa hari lalu melakukan kunjungan ke negara lain untuk pertama kalinya dan negara yang dikunjunginya ialah China.
Baca Juga: China dan Indonesia Negosiasi Soal Tumpang Tindih Laut?
Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping, di Beijing, pada 8 November 2024. Dalam pertemuan itu ada hal yang mereka sepakati mengenai perjanjian antara negara Indonesia dan China yang disebut sebagai Join Statement, mengenai kerja sama antara Indonesia dan China.
Akan tetapi di dalamnya itu ada pernyataan mengenai overlapping claim untuk Laut China Selatan yang mendapat banyak pro dan kontra. Berbagai pihak menanyakan apakah ini keputusan yang tepat diambil oleh Presiden Prabowo Subianto mengenai overlapping claim tersebut yang dengan sadar disetujuinya.
Baca Juga: Waspadai Konsekuensi Kesepakatan Indonesia - China tentang Wilayah Maritim
Atas keputusan itulah mengapa banyak pihak yang mulai bertanya-tanya, apakah ini menguntungkan atau merugikan bagi Indonesia.Lalu apa dampak yang terjadi akibat adanya join statement ini kedepannya untuk Indonesia.
Sudah dari beberapa tahun ke belakang negara China selalu mengakui bahwa Laut China Selatan adalah milik China, sehingga China selalu mengajak Indonesia membicarakan masalah tersebut, karena China mengetahui Indonesia juga mengakui daerah perairan tersebut dengan nama Laut Natuna Utara.
Baca Juga: Joint Statement Indonesia - China Terkait Laut Natuna Utara
Indonesia selalu tidak menghiraukan ajakan China melakukan pertemuan yang membahas tentang Laut China Selatan, karena sudah lama Indonesia tidak mengakui adanya masalah ini.
Dengan yakin Indonesia menyatakan bahwa itu adalah bagian dari negara Indonesia, dan tidak mungkin daerah tersebut masuk ke dalam bagian negara China, karena dari posisi negara China dengan laut tersebut saja sudah dapat dilihat itu tidak mungkin terjadi. Sedangkan ada negara tetangga kita di ASEAN yang lebih dekat dengan laut tersebut saja tidak menjadi masalah bagi Indonesia.
Tetapi China selalu mempermasalahkan hal ini terus menerus, dan selalu tidak mendapat jawaban apapun dari Indonesia mengenai ajakan pembicaraan tersebut. Dengan kata lain, Indonesia bersikeras bahwa itu adalah bagian dari negara Indonesia.
Join statement tersebut membuktikan negara Indonesia ingin berkembang lebih maju lagi dengan mengajak negara lain bekerja sama. Tetapi malah membuat kerugian bagi Indonesia atas keputusan yang diambil.
Mungkin ini adalah langkah awal bagi negara kita bisa lebih berhati-hati lagi dengan ajakan atau perjanjian kerja sama dengan negara lain. Salah sedikit saja akan menimbulkan dampak besar bagi negara kita.
Wilayah maritim di Indonesia sangat luas dan banyak, jangan sampai negara kita banyak mengalami kehilangan daerah perairan, karena laut dan isinya adalah masa depan bagi kepentingan ekonomi, juga kemajuan negara Indonesia. ***
(tugas kuliah, isi tulisan dan foto bukan tanggung jawab redaksi)
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com