Inflasi Jambi 2024 Terkendali Seiring Terjaganya Pasokan

Merujuk rilis Indeks Harga Konsumen BPS secara bulanan Inflasi Provinsi Jambi pada Desember 2024 mengalami inflasi 0,46% (mtm), lebih tinggi dibanding laju inflasi nasional yang tercatat 0,44% (mtm).

Reporter: DIA | Editor: Admin
Inflasi Jambi 2024 Terkendali Seiring Terjaganya Pasokan
Ilustrasi

INFOJAMBI.COM — Merujuk rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Badan Pusat Statistik (BPS) secara bulanan Inflasi Provinsi Jambi pada Desember 2024 mengalami inflasi 0,46% (mtm), lebih tinggi dibanding laju inflasi nasional yang tercatat 0,44% (mtm).

Secara tahunan, Provinsi Jambi tercatat mengalami inflasi 1,43% (yoy), terpantau lebih rendah dibanding laju inflasi nasional yang tercatat 1,57% (yoy).

Baca Juga: Bank Indonesia Perwakilan Jambi Dirampok, Belasan Karyawan Disandera

Secara bulanan inflasi Provinsi Jambi disumbang oleh peningkatan harga komoditas cabai merah dengan andil 0,12%, ikan serai 0,06%, beras 0,06%, ikan nila 0,05% dan cabai rawit 0,05%. 

Peningkatan harga cabai merah dan cabai rawit diindikasi terjadi oleh stabilisasi harga, seiring berlalunya periode panen raya yang sempat menyebabkan deflasi signifikan pada harga komoditas beberapa bulan sebelumnya.

Baca Juga: Zola Harap Penelitian SEM Institute – BI Dorong Kemajuan UMKM

Peningkatan harga beras diindikasi oleh peningkatan harga dari tingkat petani di wilayah Kerinci, utamanya untuk kategori Beras Premium.

Peningkatan harga ikan serai dan ikan nila diindikasi terjadi seiring penurunan jumlah tangkapan nelayan di tengah meningkatnya permintaan masyarakat akan komoditas pada momentum HBKN Nataru.

Baca Juga: BI Jalin Kerjasama Kemandirian Ekonomi dan Pemanfaatan Teknologi Informatika

Di sisi lain, inflasi bulanan yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga pada komoditas angkutan udara, tomat, kentang, vitamin, dan bawang merah.

Penurunan harga bawang merah diindikasi oleh normalisasi harga pasca intervensi TPID, sehubungan pengendalian harga komoditas yang sebelumnya terpantau sedikit di atas HET. 

Penurunan harga tomat dan kentang diindikasi oleh meningkatnya pasokan di tengah relatif stagnannya permintaan masyarakat akan komoditas hortikultura. 

Penurunan harga vitamin diindikasi oleh penyesuaian harga oleh produsen. Lebih lanjut penurunan harga angkutan udara diindikasi oleh adanya intervensi TPIP bersinergi dengan beberapa BUMN, terkait dalam menurunkan harga tiket angkutan udara pada momentum HBKN Nataru, selaku salah satu periode puncak mobilitas masyarakat.  

Rincian perkembangan inflasi di Provinsi Jambi adalah, inflasi Kota Jambi bulanan 0,41% (mtm), tahun berjalan 1,16% (ytd) dan tahunan 1,16% (yoy).

Cabai merah menjadi komoditas penyumbang inflasi utama di Kota Jambi dengan andil 0,15%, diikuti cabai rawit 0,06%, ikan nila 0,06%, kangkung 0,03% dan ketimun 0,03%.

Di sisi lain, inflasi lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga angkutan udara dengan andil -0,08%, vitamin -0,03%, tomat -0,02%, kentang -0,02% dan petai -0,02%.

Inflasi Kabupaten Bungo, bulanan 0,30% (mtm), tahun berjalan 2,04% (ytd), dan tahunan 2,04% (yoy).

Di Kabupaten Bungo, cabai merah merupakan komoditas penyumbang inflasi utama dengan andil 0,10%, diikuti jengkol 0,07%, kangkung 0,06%, daging ayam ras 0,05% dan bayam 0,04%.

Namun demikian, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga beras -0,06%, angkutan udara -0,05%, tomat -0,03%, sabun mandi cair -0,01%, dan semangka -0,01%. 

Inflasi Kabupaten Kerinci, bulanan 0,73% (mtm), tahun berjalan 2,07% (ytd) dan tahunan 2,07% (yoy).

Di Kabupaten Kerinci, beras merupakan komoditas penyumbang inflasi utama dengan andil 0,29%, diikuti dengan ikan serai 0,28%, ikan tongkol 0,12%, minyak goreng 0,10% dan kelapa 0,06%.

Namun demikian inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga bawang merah -0,15%, kentang -0,06%), tomat -0,04%, terong -0,03%) dan bahan bakar rumah tangga -0,01%.

Kedepan TPID Provinsi Jambi dan kabupaten/kota akan terus memperkuat upaya pengendalian inflasi daerah melalui berbagai program kegiatan.

Ini dilakukan untuk memastikan inflasi tetap terkendali pada 2025 didukung berlanjutnya sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah dan Satgas Pangan, serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif terkait perkembangan inflasi. ***

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya