Laporan Willy Bronson dari Surabaya
INFOJAMBI.COM — Jelang genap dua tahun memimpin pembangunan di Tanjung Jabung Timur ( Tanjabtim), Bupati H Romi Hariyanto menemui Walikota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini. Romi ingin mengetahui bagaimana Surabaya bisa maju pesat sejak dipimpin Risma.
Romi bahkan membawa sejumlah kepala OPD. Ada kepala bappeda, kadis perkim, kepala BKD, kadis infokom, kepala inspektorat, kepala BKPSDMD serta kabag humas dan protokol.
Meski dijadwalkan menerima kunjungan rombongan anggota DPR RI, Risma bersama Sekda dan OPD menemui langsung Romi di Balaikota Surabaya. Banyak hal penting disampaikan Risma, menjawab sejumlah pertanyaan tim Tanjabtim.
Pertanyaannya, antara lain bagaimana mengelola perkampungan nelayan, mengelola banjir dan kemacetan, hingga keberhasilan menekan angka kemiskinan sampai tersisa hanya lima persen. Menariknya, hampir semua beban tanggungjawab itu ditangani memanfaatkan teknologi.
“Surabaya tidak punya cukup orang untuk menangani semua persoalan itu dengan cara konvensional. Perizinan saja rata-rata seribu lebih per hari,” kata Risma.
Namun yang paling penting, kata Risma, semua orang, terutama aparatur harus punya pemahaman yang sama, bahwa dia punya tanggungjawab yang sama dengan aparatur lainnya. Tidak ada yang lebih penting dari yang lain.
Dulu, cerita Risma, saat masih menjabat Kepala Bagian Pengendalian Pembangunan Setdakot Surabaya, sering dia dengar teman-temannya mengajukan pindah ke PU atau dispenda, tapi sekarang ketika dia jadi walikota, belum pernah dia menerima pengajuan pindah stafnya.
“Mereka memang saya buat menjadi penting. Mereka nyaman. Kinerja mereka terukur, saya beri target dan tentu saya motivasi,” ujarnya.
Menumbuhkan optimisme aparatur dan warga Surabaya menjadi hal besar yang dilakukan Risma. Penerima sejumlah penghargaan bergengsi dan pembicara yang kerap diundang ke luar negeri ini merasa bangga, bahwa Surabaya kini dikenal kebahagiaan warganya.
Kepada Romi, Risma juga mengatakan bahwa mengidentifikasi masalah menjadi keharusan mendasar, agar langkah penyelesaian yang efisien dan efektif bisa dilakukan dengan skala prioritas yang tepat.
Contoh, untuk mengelola perkampungan nelayan yang dikenal kumuh, tak perlu berpikir merubah secara frontal. Cukup menata perkampungan nelayan menjadi lebih nyaman bagi warganya, lebih bersih dan rapi, dengan tambahan fasilitas publik seadanya.
Konsep penataan yang baik bagi Surabaya belum tentu cocok bagi Tanjabtim. Harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakatnya. “Buat apa kampungnya bagus, tapi warganya tidak bahagia. Kita harus berjuang agar pendapatan per kapita warga cepat meningkat,” tambah Risma.
Mengenai tata kelola keuangan daerah, Risma mengaku memantau saban hari secara ketat. Dengan iPadnya, Risma memonitor perkembangan target penerimaan daerah, bahkan perkembangan pelelangan proyek di Surabaya. “Inspektorat betul-betul saya berdayakan untuk mengawal, agar jangan sampai ada celah korupsi,” tandasnya.
Surabaya saat ini dikenal sebagai kota yang maju pesat dengan tingkat kebahagiaan warga yang tinggi. Kota berpenduduk 3,3 juta jiwa dengan luas wilayah 334,51 KM2 itu dinobatkan sebagai kota terbaik kedua di dunia, setelah Hamburg, Jerman.
Usai kunjungan, Bupati Romi mengaku sangat banyak inovasi Surabaya yang bisa menginspirasi pembangunan Tanjung Jabung Timur kedepan. “Tapi yang paling utama adalah motivasi Beliau bagaimana pentingnya mengelola maindset aparatur dan warga agar sama-sama merasa penting dan punya tanggungjawab yang sama memajukan Tanjabtim,” ujar Romi. ***
Editor : IJ-2
Baca Juga: Banjir Mulai Mengancam Tanjabtim
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com