Islam dan Peradaban Melayu Jambi

| Editor: Doddi Irawan
Islam dan Peradaban Melayu Jambi
Candi Muaro Jambi yang menjadi candi perpaduan Hindu-Buddha se-Asia Tenggara juga merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

Pengirim : M Iqbal Shiddiki



INFOJAMBI.COM — Jauh sebelum abad masehi, etnis Melayu telah mengembangkan suatu corak kebudayaan Melayu pra sejarah di wilayah   pegunungan dan dataran tinggi. Masyarakat pendukung kebudayaan Melayu pra sejarah adalah Suku Kerinci dan Suku Batin.

Orang kerinci di perkirakan telah menempati caldera Danau Kerinci sekitar tahun 10.000 SM sampai 2.000 SM. SukuKerinci dan Suku Batin adalah suku tertua di   Sumatera. Mereka mengembangkan kebudayaan batu, seperti kebudayaan neolitikum.

Kehadiran agama Budha sekitar abad 4 Masehi mendorong lahir dan berkembang suatu corak kebudayaan Buddhis. Kebudayaan ini diidentifikasikan sebagai corak kebudayaan Melayukuno.

Masyarakat pendukung kebudayaan Melayu Buddhis yang masih ada di Jambi adalah Suku Anak Dalam (Kubu). Namun peninggalan monumental kebudayaan   Melayu Buddhis adalah bangunan candi-candi yang tersebar di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari, salah satunya situs Candi Muaro Jambi.

Pada masa kebudayaan Buddhis sedang mengalami kemunduran, sekitar abad   11-14 Masehi, bersamaan waktunya di daerah Jambi mulai berkembang suatu  corak kebudayaan Islam. Kehadiran Islam pada abad 7 Masehi dan sekitar abad 11 Masehi Islam mulai menyebar ke seluruh lapisan masyarakat pedalaman Jambi.



Dalam penyebaran Islam ini, Pulau Berhala dipandang sebagai pulau yang sangat  penting dalam sejarah Islam di Jambi. Sejarah mencatat, dari Pulau Berhala itulah agama Islam disebarkan ke seluruh pelosok daerah Jambi.

Kehadiran Islam membawa perubahan mendasar bagi kehidupan   sosial masyarakat Melayu Jambi. Agama Islam pelan tapi pasti mulai menggeser  kebudayaan Melayu Buddhis sampai berkembangnya corak kebudayaan Melayu Islam.

Kebudayaan daerah tidak lain adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat lokal sebagai pendukungnya. Sedangkan kebudayaan Melayu Jambi adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah etnis Melayu Jambi.

Bagi masyarakat Melayu Jambi, adat mereka mengacu ke Islam. Islam dan adat adalah dua hal yang tidak terpisah. Sebuah seloko yang sering diulang adalah   “adat bersendi syara’, syara’ bersendi kitabullah, syara’ mengato, adat memakai”.

Seloko ini berarti bahwa adat atau kebiasaan masyarakat Melayu Jambi didasarkan pada syariat yang berasal dari kitab suci Islam. Apa yang dititahkan syariat, dipakai oleh adat.

Kuatnya Islam dipegang oleh masyarakat Melayu Jambi membawa implikasi, antara lain penolakan masyarakat Jambi terhadap hal yang mereka anggap bukan Islam. Masyarakat Jambi misalnya memotong sejarahnya dan mengambil kedatangan Islam sebagai tonggak bermula.

Islamisasi di manapun tidak pernah berjalan sangat mulus. Kalaupun bukan gelombang, riak-riak kecil mewarnai prosesnya. Di dalam masyarakat Melayu Jambi, cerita tentang riak itu tidak pernah dimunculkan, karena merupakan bagian dari masa lalu yang bukan Islam, yang justru ingin mereka hilangkan.

Selepas reformasi, terjadi kebangkitan adat di banyak tempat di Indonesia. Jambi juga tidak lepas dari fenomena itu. Kesultanan Jambi yang sudah lama jatuh, dihidupkan lagi. Muncul organisasi-organisasi yang secara eksklusif menamakan   diri Melayu, termasuk lembaga adat yang semula bernama Lembaga Adat Propinsi Jambi berubah menjadi Lembaga Adat Melayu Jambi.

Perubahan desa menjadi rio dan muncul peraturan daerah yang mengatur kebudayaan Melayu secara khusus. Seorang pegiat kebudayaan di Jambi  mengatakan bahwa terjadi “orientasi Melayu” dalam banyak peraturan daerah yang diterbitkan. Padahal, masyarakat Jambi sekarang tidak hanya terdiri atas etnis Melayu, tapi multietnis.

Kebangkitan adat ini tentu saja mengabaikan keragaman etnis yang ada di Jambi.   Beberapa kabupaten yang didominasi oleh etnis lain, seperti Kerinci serta Tanjung Jabung Barat dan Timur, seolah keluar dari aturan yang ada. ***

Pengirim adalah Mahasiswa UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi

 

Baca Juga: Jungle Tracking di Kawasan Percandian Muaro Jambi Mengasyikan

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya