Jan Tungkek Mambaok Rabah

Habis mengenalkan diri, saya mengulurkan tangan untuk menyalami Prof Azyumardi Azra di teras depan Hotel Novotel Bukittinggi, Sumatera Barat

Reporter: - | Editor: Doddi Irawan
Jan Tungkek Mambaok Rabah
Dheni Kurnia

Jadi wartawan, ikut menjaga stabilitas. Ikut menjaga hukum. Ikut menjaga keamanan, ketertiban dan sebagainya. Wartawan yang benar, patuh pada hukum dan tidak akan mempermainkan hukum. Dia punya Undang-undang dan kode etik. "Tidak seperti Sambo yang polisi itu ya. Dia membuat hukum sendiri. Mengkriminalisasi hukum. Membuat hukum jadi brutal," kata Azyumardi. 

Wartawan gak seperti itu. Wartawan, lanjutnya, dalam sejarah dikenal sebagai pihak yang selalu mengingatkan. Wartawan juga seorang penganalisa yang cermat dan tangguh. Peran ini harus dipertahankan. "Jan malah tungkek mambaok rabah," ujarnya menyitir pepatah Minang. 

Baca Juga: VIDEO : BPJS Ketenagakerjaan Rakor dengan Wartawan

Maksudnya, kata Bang Edy, jangan malah wartawan yang dikenal sebagai pemberi masukan dan kritik, yang melakukan pelanggaran. Ibaratnya, wartawan adalah sebuah tiang (tongkat). Jan (jangan) tongkat itu yang mambaok (membawa) jadi rabah (rebah/jatuh). 

Begitulah! Sebenarnya terlalu banyak diskusi tentang dunia Pers dengan Azyumardi yang bisa dijelaskan di sini. Tapi, ada pula yang dia minta untuk tidak dituliskan karena datanya masih dilengkapi. Banyak hal-hal sensitif di negeri ini yang harus kita tulis dengan kehati-hatian. Terutama menyangkut oligarki dan kekuasaan. "Kalau datanya, masih belum lengkap, lengkapi dulu. Baru ditulis besar-besar," pintanya. 

Baca Juga: Security Hiburan Malam Rampas Identiitas Wartawan

Dan seminggu setelah perjumpaan di UKW itu, saya dapat kabar, mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, menghembuskan nafas terakhir di Kuala Lumpur, Malaysia Minggu (18/9/2022). 

Menurut Wakil Ketua Dewan Pers, M Agung Dharmajaya kepada media, Prof Azyumardi mengalami gangguan kesehatan saat hendak mendarat di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia (16/9). Lalu almarhum dilarikan ke rumah sakit terdekat. “Beliau sedang mengadakan kunjungan kerja dan diundang dalam sebuah seminar ke Malaysia,” ujarnya.

Baca Juga: Peras Toke Pupuk, Wartawan Gadungan Diciduk

Dua hari setelah dirawat, Prof Azyumardi Minggu (18/9), dinyatakan meninggal dunia di RS Serdang, Selangor, karena sesak nafas dan diduga terpapar Covid 19. Ada juga berita yang menyebutkan almarhum kena serangan jantung. Namun keterangan dari pihak keluarga mengatakan, bahwa memang beliau terserang Covid 19. Jenazahnya segera dibawa ke Jakarta untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.

Bersambung ke halaman berikutnya

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya