KABUT ASAP: Tantangan Guru dalam KBM Daring

Bagi seorang guru, tantangan pembelajaran daring mencakup lebih dari sekadar menguasai materi pelajaran.

Reporter: - | Editor: Admin
KABUT ASAP: Tantangan Guru dalam KBM Daring
Bahren Nurdin

Oleh: Bahren Nurdin

KABUT asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Jambi telah memaksa sekolah-sekolah beralih ke pembelajaran daring (online). Meskipun belajar daring bukanlah konsep baru sejak diwariskan oleh Covid-19, tantangan yang dihadapi oleh guru dan siswa di tengah kondisi ini tentu tetap saja tidak ringan. Menantang !

Baca Juga: Nasib Guru Non-PNS Terancam, Zola Akan Berjuang Mati-Matian

Bagi seorang guru, tantangan pembelajaran daring mencakup lebih dari sekadar menguasai materi pelajaran. Mereka harus memperoleh keterampilan ekstra, terutama dalam memanfaatkan berbagai alat bantu belajar online seperti Zoom Meeting, video call, dan platform pembelajaran digital lainnya. 

Guru harus memiliki literasi yang kuat dalam mengajar daring, tidak hanya dari segi teknologi, tetapi juga dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan interaktif.

Baca Juga: Pergantian Kepsek SMPN 3 Batanghari Bikin Heboh

Tidak cukup hanya menguasai teknologi, guru juga memiliki tugas untuk memompa semangat belajar siswa dalam pembelajaran daring. Di tengah ketidakpastian dan lingkungan pembelajaran yang mungkin kurang terkontrol, guru harus menjadi sumber inspirasi. 

Mereka harus menciptakan atmosfer positif yang memotivasi siswa untuk tetap fokus dan bersemangat belajar. Inilah ujian kreativitas guru: membuat pembelajaran daring tidak hanya efisien, tetapi juga memikat bagi siswa.

Baca Juga: TKD Dibayar Separuh, Bupati Berang

Sekali lagi, para guru harus benar-benar menguasai platform pembelajaran daring yang digunakan. Memahami fitur-fitur seperti tanya-jawab, kuis, dan forum diskusi akan membuat pengajaran lebih dinamis. Menggunakan multimedia seperti video, gambar, dan grafik dapat membuat materi lebih menarik. Penyajian yang beragam membantu siswa yang memiliki gaya belajar yang berbeda untuk tetap terlibat.

Guru juga harus mampu mendorong partisipasi siswa melalui pertanyaan, polling, atau kuis ringan selama kelas daring berlangsung. Hal ini akan menjaga perhatian mereka terhadap materi yang diajarkan. Terus memberikan dukungan emosional kepada siswa melalui perhatian dan empati. Ketersediaan untuk mendengarkan dan merespons perasaan siswa membantu menciptakan lingkungan yang nyaman.

Penting juga untuk diingat bahwa tanggung jawab bukan hanya ada pada guru dan siswa. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pembelajaran daring anak-anak mereka. 

Mereka harus menyediakan waktu untuk mendampingi anak-anak dalam belajar daring, memberikan dukungan emosional, dan membantu menyelesaikan tantangan yang mungkin dihadapi anak-anak dalam pembelajaran daring.

Secara infrastruktur, orang tua juga harus menyediakan ruang belajar yang tenang dan terbebas dari gangguan di rumah. Memastikan anak memiliki akses yang cukup ke perangkat komputer dan koneksi internet yang stabil.

Lebih dari itu, orang tua harus pula terlibat dalam kegiatan pembelajaran anak, seperti mengajukan pertanyaan tentang apa yang dipelajari, mendiskusikan tugas, dan memberikan umpan balik positif. Mendorong anak untuk berbicara tentang pengalaman belajar mereka dan mendengarkan dengan penuh perhatian.

Dengan demikian, meskipun belajar daring, kita berharap kualitas pembelajaran seharusnya tidak boleh menurun. Pembelajaran daring harus tetap menciptakan lingkungan pembelajaran yang berkualitas, di mana pengetahuan disampaikan dengan cara yang menarik dan interaktif. Guru harus tetap kreatif dalam menyajikan bahan ajar, menggunakan multimedia, kolaborasi daring, dan pengalaman pembelajaran yang praktis.

Dalam menghadapi tantangan Karhutla seperti saat ini, kreativitas guru adalah kunci. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang bekerja keras untuk memastikan bahwa pendidikan tetap berlangsung, meskipun dalam kondisi yang sulit. Dalam kabut asap yang tebal, cahaya kreativitas guru menerangi jalan bagi siswa, membimbing mereka melalui pembelajaran daring dengan harapan dan semangat yang tak tergoyahkan.

Akhirnya, meskipun kita dihadapkan pada tantangan seperti kabut asap yang tebal akibat kebakaran hutan dan lahan, kualitas kegiatan belajar mengajar tidak boleh kelam. Saat-saat sulit ini sebenarnya adalah ujian kreativitas bagi para guru. Dalam kondisi belajar daring, guru memiliki peran penting untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif dan menarik. 

Dalam proses ini, kreativitas guru, dukungan orang tua, dan keseriusan siswa akan menjadi pilar utama yang mendukung kelangsungan pendidikan. Bersama-sama, kita dapat mengatasi tantangan ini dan memastikan bahwa pembelajaran tidak hanya tetap berlanjut, tetapi juga berkualitas. Semoga.

Penulis adalah Pengamat Sosial dan Kebijakan Publik

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya