Kadir Karding : Tak Elok, Seluruh Parpol Bergabung ke Pemerintah

| Editor: Muhammad Asrori
Kadir Karding : Tak Elok, Seluruh Parpol Bergabung ke Pemerintah


PENULIS : BAMBANG SUBAGIO
EDITOR : M ASRORI S

Baca Juga: Golkar Ingatkan Pemerintah Soal Pertahanan Ekonomi Berkeadilan





Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Abdul Kadir Karding (Foto/Bambang Subagio)




INFOJAMBI.COM - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Abdul Kadir Karding, mengingatkan, agar tidak semua partai politik (Parpol) bergabung dengan pemerintah dalam pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin periode 2019-2024.





Bergabungnya seluruh Parpol dalam pemerintahan, maka dikhawatirkan tak ada lagi partai oposisi.

Baca Juga: Pemerintah Pusat Wajib Prioritaskan Pembangunan Daerah Terpencil





"Kalau tidak ada oposisi, tidak elok juga, karena demokrasi tidak berjalan sehat," kata Abdul Kadir Karding pada diskusi "Empat Pilar : MPR dalam Sistem Presidensial" di media center, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Jum’at (5/7/2019).





Politikus dari Fraksi PKB itu, tak menampik dalam dunia politik Indonesia, parpol di luar pemerintahan kemudian bergabung ke pemerintah.

Baca Juga: Indonesia Tak Khawatir Dengan Donald Trump





"Kalau mau gabung terus terang saja ingin gabung, jangan malu-malu kucing. Kalau sudah gabung, harus menyamakan sikap dengan pemerintah, jangan masih terus merongrong," katanya.





Menurut Karding, kondisi itu terjadi karena belum ada aturan yang jelas, dalam konstitusi maupun undang-undang soal posisi partai pemerintah dan partai oposisi, sehingga kontrol yang dilakukan terhadap pemerintah juga belum jelas.





"Saat ini, tidak ada bedanya antara partai pemerintah dan partai oposisi, karena programnya sama, kerja-kerjanya sama. Cuma bedanya yang satu berada di pemerintahan dan satunya lagi di luar pemerintahan," katanya.





Menurut Karding, karena tidak jelas posisi antara partai pemerintah dan partai oposisi, maka kontrol terhadap pemerintah atau "chek and balance" yang dilakukan partai oposisi juga tidak jelas. Karena programnya sama dan kerja-kerjanya sama, maka suatu saat partai oposisi bisa saja bergabung dengan pemerintah, karena memang dinamika di dunia politik itu dinamis.





"Misalnya, setelah pemilu 2014, ada partai di luar pemerintah yang kemudian bergabung menjadi partai pemerintah," katanya.





Semenatar itu, anggota MPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN), Saleh Partaonan Daulay, menyatakan, PAN belum memutuskan sikap ingin bergabung dengan pemerintah atau tidak.





Menurutnya, PAN masih akan menyerap aspirasi dari pengurus dan kader di daerah di seluruh Indonesia melalyu rapat kerja nasional (Rakernas) yang akan segera diselenggarakan.





"Dari aspirasi kader di daerah, PAN baru akan mengambil sikap, apakah akan bergabung dengan pemerintah atau berada di luar pemerintah," katanya.***


BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya