Kepala BNPB bersama Pangdam II/Swj dan OPD Salat Istisqa

| Editor: Wahyu Nugroho
Kepala BNPB bersama Pangdam II/Swj dan OPD Salat Istisqa


PENULIS : TIM LIPUTAN
EDITOR : WAHYU NUGROHO

Baca Juga: Koramil 415-11 Jambi Timur Sosialisasi Wawasan Kebangsaan









INFOJAMBI.COM - Saat ini dibeberapa wilayah Indonesia sedang dilanda kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dan kemarau panjang. Salah satunya di Provinsi Jambi. Guna mengatasi kedua permasalan serius tersebut, maka para pejabat setempat dan warga masyarakat melaksanakan do'a lintas agama dan untuk yang beragama Islam melaksanakan Salat Istisqa.





Salat memohon diturunkan hujan tersebut dilaksanakan dengan khusyu dan tetesan airmata mengharap hujan turun agar cobaan kekeringan panjang dan Karhutla cepat teratasi.

Baca Juga: Denpom II/2 Jambi Santuni Anak Yatim





Menyikapi permasalahan Karhutla di Jambi, Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo dan rombongan langsung turun ke Jambi dan melaksanakan Salat Istisqa dann Do'a Bersama. Ahamdulilah hujan pun mulai membasahi Bumi Jambi.





Pada kesempatan ini Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo mengingatkan dan mengajak kembali kepada masyarakat untuk menjaga keseimbangan hidup. Diantaranya menjaga kehidupan antara manusia dan Tuhan, sesama manusia, serta manusia dan alam.

Baca Juga: Dandim Sarko Ajak Warga Indonesia Tetap Bersatu





Hal tersebut disampaikan Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo,usai melaksanalam Salat Istisqa bersama Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Irwan. S. IP. Mhum,Gubernur Jambi, Kapolda Jambi, Danrem 042/Gapu dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta masyarakat di Masjid Seribu Tiang, atau Masjid Agung Al Falah, Kota Jambi, Provinsi Jambi, Senin (23/9/2019).





Dikatakan mantan Danjen Kopassus ini, bencana terbagi dua, bencana alam dan bencana non alam. Bencana alam seperti gempabumi di Jambi relatif sedikit dan belum ditemukan adanya potongan sesar gempa di Jambi. Namun, bencana yang terjadi adalah bencana non alam seperti Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang diakibatkan ulah manusia dan akibat musim kemarau panjang selama dua bulan lebih di Jambi. Salah satunya permukaan gambut menjadi kering, sehingga mudah terbakar.





"Berbeda dari tahun sebelumnya, yang terjadi juga kebakaran. "Relatif mudah dipadamkan, karena lahan gambut masih relatif basah. Tahun ini boleh dibilang hampir sama dengan tahun 2015 kebakarannya. Karena lahan gambut relatif kering" ungkap Mantan Pangdam III/Siliwangi yang juga penggagas Citarum Indah ini.





Menurut jenderal bintang tiga Abituren Akmil 1985 yang pernah menjabat Sesjen Wantanas,tercatat 2,6 juta hektar terbakar di tahun 2015. Di tahun 2019 ini sudah 328 ribu hektar lahan gambut terbakar. Sifat lahan gambut habitatnya basah dan tidak boleh kering, karena merupakan fosil batu bara muda yang mudah terbakar.





"Bapak Presiden Joko Widoso menugaskan saya untuk memprioritaskan daerah-daerah yang belum turun hujan. Kita bekerja dengan baik, dan berdoa untuk memadamkan api bersama, "sebut Pati TNI yang namanya masih dikenang masyarakat Makassar dengan penghijauan dikawasan Tandus di Sulsel dan sekitar bandara Hassanudin.





Kepala BNPB menganjurkan bertani, beladang, berkebun tidak lagi membakar. Aturan yang memperbolehkan membuka lahan dengan cara membakar harus perlu izin. "Hal yang perlu diperhatikan adalah membuka lahan di areal gambut, yang berbahaya jika kering, api langsung menjalar. Hal ini yang harus diperhatikan oleh masyarakat agar api tidak membesar," ungkap Pati yang pernah menjabat Komandan Grup A Paspampres.





Masalah pencegahan penanggulangan bencana harus di sekolah. "Hal ini harus dipupuk dari kecil, bekerjasama dengan kementerian pendidikan nasional untuk menanamkan pendidikan edukasi bencana sejak dini," gagasnya.





Masalah bencana tidak dapat diselesaikan oleh satu instansi saja. Butuh bantuan dari berbagai kalangan, bersinergi dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama. Tidak perlu saling menyalahkan, mari kita bahu-membahu memadamkan api. Kedepannya pencegahan harus dikedepankan, dan pemerintah daerah harus melibatkan masyarakat sebagai kunci pencegahan Karhutla.





Sebagaimana diketahui bahwa mendaratnya Kepala BNPB di Jambi pukul 17.00 WIB, langsung mendapatkan laporan via telepon dari eTim Teknik Modifikasi Cuaca (TMC). Wilayah Jambi sudah turun hujan, khususnya daerah Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Kibou dan Kawasan Batangbhari





Hal ini juga diamini oleh Gubernur Jambi, Fachrori Umar. Di sebagian Provinsi Jambi pukul 14.30 WIB sudah turun hujan. "Mari kita Salat Istisqa bersama, untuk minta pengampunan dan petunjuk dan pertolongan Allah SWT. Serta menurunkan hujan untuk mengatasi bencana asap di bumi Jambi kita," ajaknya.





Sutan Adil Hendra anggota DPR Komisi 10 Dapil Provinsi Jambi. Sutan mengatakan sebagai perwakilan masyarakat Jambi, mengucapkan terimakasih kepada pemerintah pusat yang sigap dalam mengatasi bencana asap di Jambi. "Terima kasih kepada BNPB, yang sudah membantu Jambi dalam pemadaman, pengiriman personil, dan melakukan hujan buatan," jelasnya.





"Saya mempunyai data, penyebab Karhutla adalah 99% ulah manusia, dan 80% lahan yang terbakar menjadi kebun" ucap Kepala BNPB Doni Monardo saat memimpin langsung rapat koordinasi penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Jambi. Didampingi Gubernur Jambi, Fachrori Umar serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di rumah dinas jabatan Provinsi Jambi (23/9/2019).





Gubernur Jambi menyampaikan bencana kabut asap yang terjadi di Jambi telah dilakukan upaya pencegahannya. Mulai dari rapat kordinasi, apel siaga, sosialisai, pemantauan dan pengecekan di lapangan, Pemadaman darat dan udara. "Belum ada mekanisme membuka lahan tanpa cara membakar" ucapnya. Sampai saat ini solusinl pemerintah daerah adalah meningkatkan pengawasan, pembahasan lahan, buka kanal yang dibebankan kepada dunia usaha" ucapnya. "Semoga tahun depan dan di tahun-tahun selanjutnya tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan lagi" harapnya. 





Menyiapkan konsep jangka panjang, agar masyarakat tidak mengalami lagi hal serupa di tahun mendatang. Kepala BNPB menawarkan merubah perilaku masyarakat dengan meningkatkan kesejahteraan dengan pengembangan pohon yang bersifat ekonomis. Contohnya Kopi Liberica, Pohon Pinang,  Nenas,  Lidah Buaya, Pisang Barangan,  Enau,  Sayur Mayur, Ikan Gabus, tanaman sagu dan sebagainya. "Jenis tanaman ini dapat menjadi alternatif pilihan pohon untuk masyarakat tanpa harus membakar lahan" ungkap Doni. Cara lain, juga dapat dilakukan dengan membuat grup, dan bagi yang melanggarnya dikenakan Sanksi sosial.





328.724 hektar luas lahan terbakar di tahun 2019. Kepada para petinggi di pemerintahan provinsi Jambi, Doni juga menyampaikan hiduplah bersama rakyat, temuilah rakyatmu, hiduplah bersama mereka dan pelajari perilakunya. "Sisa api yang ada, mari kita padamkan bersama. Pemerintah pusat siap membantu dan mendukung upaya pemadaman," tegas Kepala BNPB.***


BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya