INFOJAMBI.COM - Ketua DPP Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet), membantah, aliran uang dugaan suap Bakamla melibatkan politisi Golkar, Fayakhun Andriadi untuk Munas Golkar. Fayakhun disebut-sebut, pernah meminta uang 300 ribu dolar AS, sebagai fee proyek pengadaan drone dan satelit di Bakamla dan Kemenhub.
Diduga uang itu, akan diberikan kepada para petinggi Golkar di Munaslub Golkar, di Bali, Mei 2016. Bamsoet sendiri saat Munaslub itu, sebagai Bendahara Umum Golkar, namun tidak mengetahui ada aliran dana ke partai saat itu.
"Tidak ada itu. Mengalir ke mana? Kalau Fayakhun itu kelompok mana? Kan ada Ancol, ada Bali. Saya sendiri di Bali. Kalau Fayakhun di Ancol," tegas Bamsoet pada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta Pusat, Kamis (25/1).
Bamsoet mengungkapkan saat itu, DPP Golkar memang sedang terbelah menjadi dua kubu, yaitu Agung Laksono (Ancol), dan Aburizal Bakrie (Bali). Karena itu, Ketua DPR RI itu mengaku tidak tahu menahu, soal dana Bakamla tersebut.
"Fayakhun tidak masuk struktur dan dia masuk di kelompoknya Pak Novanto. Saya kan, kelompoknya Ade Komaruddin," ujarnya.
Dengan demikian, dia meminta tidak dikaitkan dengan Fayakhun, termasuk soal keterangan dalam sidang, bahwa uang itu akan disetor ke petinggi Golkar sebelum Munaslub.
"Saya tidak pernah berhubungan dengan Fayakhun, terkait dengan Golkar. Tanya saja yang bersangkutan. Jadi, jangan dikaitkan dengan Golkar. Kasihan Golkar. Buktinya mana? Bisa jadi Fayakhun hanya cari-cari alasan," ujarnya.
Bamsoet menduga, Fayakhun, justru menjual nama Partai Golkar, untuk mengambil keuntungan pribadi.
“Maka, dia harus bisa membuktikan kalau uang itu, diserahkan ke Golkar. Apalagi tim kelompok itu mempunyai pasukan sendiri-sendiri," katanya. ( Bambang Subagio – Jakrata )
Baca Juga: Ketum Golkar Himbau Masyarakat Tenang dan Menjaga Kamtib
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com