Kisah Doni Monardo melakukan Pembibitan Pohon, Dari Istana ke Bukit Asam

Komisaris Utama MIND ID, Letjen TNI Purn Dr (HC) Doni Monardo mengapresiasi PTBA dalam usaha reklamasi bekas lahan tambang.

Reporter: TIM | Editor: Admin
Kisah Doni Monardo melakukan Pembibitan Pohon, Dari Istana ke Bukit Asam
Komisaris Utama MIND ID, Letjen TNI Purn Dr (HC) Doni Monardon mengapresiasi keseriusan PTBA dalam usaha reklamasi bekas lahan tambang.|| Foto : Ist
Ada juga biji ia pungut dari pohon beringin yang tumbuh di Jalan Gunawarman Jakarta Selatan dan beringin di kawasan Bumi Serpong Damai Tangerang. Keduanya termasuk jenis beringin yang sangat bagus. Bisa tumbuh sangat besar dan berusia ratusan tahun.

"Jadi masyarakat Tanjung Enim dan Sumatera Selatan umumnya, tidak perlu ke Jakarta, cukup datang ke sini untuk bisa melihat dari dekat beringin Istana,” kata Doni sambil tertawa.

Palaka juga jenis yang diberi catatan khusus Doni sebagai pohon langka. “Pohon itu saya datangkan dari Seram, Maluku. Menempuh perjalanan panjang dari Seram ke Ambon. Dari Ambon ke Jakarta. Dari Jakarta ke kebun bibit di Tigaraksa. Pohon ini bisa hidup ratusan tahun. Di Ambon ada satu palaka berusia ratusan tahun yang untuk melingkari diameternya, diperlukan 30 orang dewasa saling menggandengkan tangan,” kisah Doni.

Baca Juga: Doni Monardo Jenderal "Entrepreneurship"

Sedangkan, bibit pohon di Nursery Park yang dicermati Doni Monardo adalah pohon matoa. Doni berharap bibit matoa yang ada, adalah jenis matoa yang premium. Matoa ada tiga ragam dilihat dari warna kulit. Matoa merah (Emme Bhanggahe), matoa hijau (Emme Anokhong), dan matoa kuning (Emme Khabhelaw). Bahasa yang lain, biasa disebut matoa raja, matoa merah dan matoa papeda.

“Matoa raja, sampai seminggu setelah dipetik, buahnya tetap bagus,” kata Doni, fasih.

Baca Juga: Mayjen Doni Monardo Jadi Pangdam III/Siliwangi

Bersambung ke halaman berikutnya

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya