Penulis : Bambang Subagio || Editor : Wahyu Nugroho
INFOJAMBI.COM - Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti meminta pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) melakukan inovasi untuk pelacakan (tracing) lalu lintas manusia sebagai tindakan preventif mengatasi pandemi Covid-19.
Inovasi tersebut dilakukan menyusul populasi masyarakat Indonesia yang terinfeksi virus Covid-19 terus menampakkan tren kenaikan setiap harinya.
Dyah Roro saat Rapat Kerja (Raker) dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Menteri Ristek/Kepala BRIN, Kepala LBM Eijkman, serta Kepala LPNK Ristekdikti di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (18/1/2021) mencontohkan negara di Korea Selatan, yang menggunakan sistem tracing.
Pelacakan kontak atau contact tracing adalah salah satu upaya untuk menghentikan transmisi COVID-19. "Dengan sistem tracing, masyarakat dapat mengetahui history kunjungan masing-masing, sehingga dapat menghindari area yang sekiranya belum aman, " kata Dyah Roro Esti.
Politisi Fraksi Partai Golkar itu berharap pemerintah dapat terus mengedepankan inovasi untuk mengatasi pandemi ini. Selain itu, Dyah Roro turut memberikan apresiasi program pengembangan-pengembangan inovasi yang diinisiasi lembaga dalam negeri, seperti vaksin merah-putih dari LBM Eijkman.
Wakil rakyat Senayan dapil Jatim X ini menambahkan keberadaan vaksin dari dalam negeri sangat penting, jangan sampai kita hanya bergantung pada impor saja. Namun yang perlu dipastikan keberadaan vaksin merah-putih nanti harus dikomunikasikan ke masyarakat dengan transparan.
"Masyarakat juga perlu tahu, misalnya apa beda antara vaksin impor dengan vaksin pengembangan dalam negeri ini?," ujar Dyah Roro.
Namun secara pribadi, Alumni University of Manchester (S1/Tahun 2013) dan Imperial College London (S2/Tahun 2016) ini memberikan apresiasi seluruh langkah yang telah ditempuh jajaran Menristek dan Badan lainnya dalam langkah membantu penanganan pandemi ini.
"Kita harus tangani dengan serius, sebab kalau dilihat saat ini sudah mengalami fase second wave mengingat saat ini total kasus di Indonesia saja sudah hampir 900 ribuan," ujar Dyah Roro.***
Baca Juga: Ruang Penyimpan Arsip Dokumen Pansus Angket Pelindo II DPR RI Terbakar
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com