Lonjakan Penyebaran Covid19 VS Optimisme Pemerintah

| Editor: Admin
Lonjakan Penyebaran Covid19 VS Optimisme  Pemerintah
Ilham Bintang ( poto dok pribadi)


Siilahkan saja para pejabat meramal. Update data mutakhir Selasa ( 15/2) kemarin belum bisa membuktikan ramalan otoritas. Malah lonjakan penularan Covid-19 kembali melesat mencapai angka 57.049 kasus hari itu. Melampaui rekor tertinggi penyebaran varian Delta yang dicatat sekitar 56 ribu kasus pertangal 15 Juli 2021. Di masa - masa varian ganas itu mengamuk menyebabkan kematian terbesar, dan melumpuhkan infrastruktur kesehatan kita.

Lonjakan penularan masif virus Covid19 akhir-akhir ini mau tidak mau kembali menciptakan kecemasan dan kegalauan di tengah masyarakat. Dengan angka positif terbaru kemarin, jumlah kasus pun terkerek menjadi total 4.901.323 kasus. Sedangkan yang wafat bertambah 134 orang. Mendongkrak jumlah kasus meninggal menjadi total 145.455 orang.  Di Jakarta hari itu mencatat 9.482 kasus positif dan 50 yang wafat. Dalam kaitan kasus positif, DKI turun menempati urutan kedua, disalip Jawa Barat dengan 14.058 kasus positif baru sehari itu. Namun, dalam kasus kematian, DKI tetap teratas dengan jumlah 50 yang wafat. Jumlah tertinggi sebulan terakhir.

Apa yang kurang di Jakarta? Program vaksinasinya tertinggi se Indonesia. Total vaksin dosis 1 sebanyak 12.164.196 orang (120,6%), sedangkan total dosis 2 mencapai 10.119.792 orang (100,4%), dengan proporsi 73% merupakan warga ber-KTP DKI dan 27% warga KTP Non DKI.

Coba kita bandingkan dengan data sebelumnya. Sekurangnya, dalam rentang waktu dua bulan ke belakang, Desember 2021- Februari 2022. Update data pada 15 Januari 2022, misalnya. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mencatat penambahan "hanya " 1.054 kasus baru Covid-19 dan " hanya" 4 meninggal dunia hari itu. Jumlah itu pun sudah merupakan penambahan tertinggi kasus baru Covid-19 sejak awal Januari 2022. Dengan data itu waktu itu kita wajar optimistik sudah mendekati bebas pandemi.
Catatan sebelumnya, 15 Desember 2021 lebih keren lagi.

" Hanya" 205 kasus baru Covid-19 yang tersebar di 28 provinsi. Sedangkan 6 provinsi lainnya 0 kasus. Yang tertinggi Jawa Barat sebanyak 52 kasus. Kemudian, disusul Jawa Tengah dengan 29 kasus dan Jawa Timur dengan 28 kasus. Kasus lematiannya pun " hanya" 19. Adapun DKI yang selalu tertinggi, " hanya" 23 positif. Siapa yang tak menaruh harapan besar?

Saya sebenarnya suka optimisme Pak Luhut Binsar Panjaitan membakar semangat rakyat untuk kembali beraktifitas seperti biasa. Banyak lagi pernyataan LBP yang lain ditopang argumentasi cukup rasional. Tapi itu hanya berlaku untuk LBP dan kalangan elit. Untuk lebih mendukung optimismenya, LBP mencontohkan keluarganya sendiri semuanya sudah terpapar Covid19.

" Sekeluarga kami, anak, istri, menantu, dan cucu pun terjangkit Covid19," katanya. Sayangnya, itu tadi, contoh itu rasanya tidak bisa jadi model bagi masyarakat umumnya. Yang latar belakang sosial, ekonomi , pendidikan, budaya, dan pengalaman, yang majemuk, heterogen. Yang jika dibandingkan dengan kondisi Pak Luhut dan kawan-kawan bak bumi dengan langit. Ibarat setiap menit memeriksa melakukan tes Swab PCR, atau pun dirawat di RS tak masalah. Sementara bagi masyarakat kebanyakan biaya sekali swab setara dengan biaya makan merekacseminggu.

Dengan sesama elite saja anggota kabinet misalnya, Opong istimewa. Tak ada yang bisa menyamai. Pernyataan terbaru ini pun mereduksi sebenarnya mereduksi pernyataan Presiden Jokowi yang minta rakyat lebih baik tinggal di rumah menghindari lonjakan penyebaran Covid19.

Sekalian Kepala Negara itu memberikan contoh pula. Dua pekan ke depan sejak 6 Februari lalu semua agenda kunjungan ke luar kota dibatalkan.****

 

Baca Juga: Kena Pengetatan PPKM, Semua Tempat Hiburan Malam di Kota Jambi Tutup

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya