Editor: Rahmad
INFOJAMBI.COM - Taliban sedang mempersiapkan upacara untuk mengumumkan kabinet pemerintahan baru Afghanistan di Istana Kepresidenan Kabul dalam waktu dekat.
Kepala Multimedia Komisi Kebudayaan Taliban, Ahmadullah Muttaqi, mengumumkan langsung persiapan tersebut dengan mengunggah sejumlah foto di Twitter.
Dalam foto-foto itu, terlihat sejumlah anggota Taliban sedang duduk di satu aula yang penuh dengan ornamen bendera putih khas kelompok tersebut.
"Kementerian Informasi dan Kebudayaan sedang mengatur upacara di Istana Kepresidenan. Pengumuman pemerintahan baru akan diadakan dalam upacara ini," tulis Muttaqi di twit itu, Kamis (2/9/2021).
Muttaqi tak menjabarkan lebih lanjut waktu pasti upacara pengumuman kabinet baru itu akan digelar di Istana Kepresidenan.
Belum diketahui pula orang-orang yang bakal mengisi pemerintahan Afghanistan di bawah Taliban.
Yang pasti, Taliban berjanji bakal membentuk pemerintahan inklusif dan lebih terbuka.
Sebagaimana dilansir Reuters, kabinet baru ini dianggap bakal menjadi penentu penerimaan negara asing terhadap pemerintahan Afghanistan.
Struktur pemerintahan ini pun dianggap penting, terutama karena Afghanistan harus segera bangkit dari krisis ekonomi.
Meski masih belum pasti, salah satu juru bicara Taliban, Wahedullah Hashimi, sudah sempat mengungkap kemungkinan struktur pemerintahan Afghanistan baru.
Struktur itu dianggap mirip dengan saat kelompok itu memimpin pada 1996 hingga 2001.
Hashimi menjelaskan bahwa pemimpin Taliban saat berkuasa pada 1996 silam, Mullah Omar, akan tetap berperan di balik layar.
Ia akan menyerahkan tugas-tugas kenegaraan ke dewan-dewan yang ditunjuk.
Ia kemudian menjabarkan bahwa pemimpin Taliban, Haibatullah Akhundzada, diperkirakan akan memegang jabatan yang mengawasi dewan-dewan tersebut. Jabatan itu mirip dengan presiden.
Namun, jabatan presiden sendiri diperkirakan bakal dipegang oleh salah satu wakil Akhundzada dalam struktur kepemimpinan Taliban.
"Mungkin deputi (Akhundzada) akan berperan sebagai presiden," kata Hashimi.
Dalam struktur saat ini, pemimpin Taliban memiliki tiga deputi, yaitu anak Mullah Omar, Mawlavi Yaqoob, pemimpin jaringan Haqqani, Sirajuddin Haqqani, dan kepala bidang politik, Abdul Ghani Baradar.
Namun, belum diketahui yang bakal ditunjuk jadi presiden. Taliban bakal menggandeng kelompok-kelompok lainnya demi mewujudkan pemerintahan yang inklusif.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi membeberkan pertemuannya dengan perwakilan Taliban dalam kunjungannya ke Doha, Qatar, belum lama ini.
Beberapa pesan disampaikan Retno atas nama pemerintah Indonesia untuk masa depan Afghanistan, salah satunya untuk segera membentuk pemerintahan yang inklusif alias melibatkan pihak-pihak lain.
"Tantangan utama Taliban saat ini adalah bagaimana membentuk pemerintahan inklusif secepat mungkin. Dari pembicaraan dengan Taliban yang saya lakukan di Doha 26 Agustus lalu, Taliban sampaikan komitmen untuk berusaha keras membentuk pemerintahan yang inklusif," kata Retno dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR, Kamis (2/9).
Retno menjelaskan, pembentukan pemerintahan yang inklusif di Taliban ini diharapkan dapat mengurangi risiko terjadi ketidakstabilan kondisi dalam negeri.
Pemerintahan inklusif juga dipercaya dapat memudahkan Taliban berhubungan dengan dunia luar.
Dalam pertemuan itu, perwakilan Taliban tersebut menjelaskan kepada Retno mereka telah melakukan penunjukan pejabat sementara untuk menjalankan pemerintahannya.
"Mengingat kebutuhan mendesak, maka dilakukan penunjukan pejabat sementara yaitu posisi untuk Menteri Pertahanan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, [Menteri] Pendidikan Tinggi, [Kepala] Pendidikan Intelijen, Gubernur Bank Sentral, Gubernur Kabul dan Wali Kota Kabul. Mereka katakan bahwa penunjukan ini sifatnya sementara," kata Retno. (Berbagai Sumber)
Baca Juga: Taliban Cari Perempuan 12 Tahun untuk Dijadikan Budak Seks
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com