Menyoal Asal Melayu Tanjungjabung Barat

Paling tidak penulis  punya ikatan emosional dengan budaya Melayu Tanjab Barat dan ingin berkontribusi dalam menggali kembali asal Melayu masyarakat Tanjabbar.

Reporter: - | Editor: Doddi Irawan
Menyoal Asal Melayu Tanjungjabung Barat
H. Navarin Karim

Pemekaran Tanjung Jabung menjadi Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur, selain berdasarkan dominasi suku, juga karena ketentuan jumlah penduduk dan luas wilayah (teritorial). Di Tanjung Jabung Timur dikenal sebutan Melayunya adalah Melayu Bugis, disamping Suku Melayu, Suku Bugis banyak berdomisili di sana.

Sebagian besar masyarakat awam di kota beranggapan kata “parit” hanya semacam tempat air mengalir yang tidak terlalu lebar dan tidak dapat dilewati perahu, speed boat dan sejenisnya, karena luasnya yang sempit, apalagi jika musim kemarau ada parit yang kekeringan air. 

Baca Juga: Anwar Sadat Serahkan Bantuan kepada Korban Kebakaran Pasar Ampera

Namun berbeda dengan pengertian parit di Tanjabbar. Paritnya cukup luas sehingga bisa dilewati bukan hanya perahu, tetapi juga dapat dilewati speed boad karena kedalaman paritnya. Parit lebih dimaknai sebagai anak sungai. Kuat dugaan yang memberi nama Parit Deli adalah Suku Melayu Deli, nama dianggap orang sakti yang berjasa membuka keterisoliran Kecamatan Betara.

Alasan ini diperkuat dengan satu lagi nama parit yang dapat dilalui menuju Betara adalah Parit Latif. Latif kebetulan adalah datuk/kakek penulis. Nama orang tua (ayah) penulis adalah Karim Latif, nama akhirnya (last name): Latif. Nama tersebut diabadikan pada salah satu parit yang harus ditempuh menuju Kecamatan  Betara Kabupaten Tanjabbar. 

Datuk Latif dulunya adalah penghulu yang disegani di Kampung Batara. Makamnya berada di samping masjid  yang ukurannya paling besar diantara kuburan lainnya. Ini menandakan beliau berperawakan besar.  

Setelah beliau meninggal namanya diabadikan untuk sebuah parit. Konon katanya orang-orang dulu yang diabadikan namanya karena karisma dan atau dianggap memiliki kelebihan/kesaktian. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan sepupuan penulis (H. Zainal) yang tinggal di Kampung Nelayan Tanjabbar.  

Berdasarkan tulisan yang diterbitkan Lembaga Adat Jambi tersebut, penulis menduga ada juga pengaruh dari Melayu Deli, karena temuan penulis nama Parit Deli di Kecamatan Betara Kabupaten Tanjabbar.

Bersambung ke halaman berikutnya

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya