Dengan wisata air maka atribut yang dibangun dan atraksi juga menopang konten daripada atraksi dimaksud. Dengan konsep ini maka selaraslah apa yang menjadi prioritas HANHA yang menjadikan Danau Sipin sebagai destinasi dengan air jernih, bebas dari sampah.
Posisi HANHA dalam keadaan seperti ini haruslah berkolaborasi satu dengan lainnya dengan para pihak: BWSS IV, Dinas Pariwisata Kota Jambi dan Provinsi Jambi, Lingkungan Hidup Kota dan Provinsi Jambi, termasuk dengan Pokdarwis. Pokdarwis dalam hal ini adalah kelompok di akar rumput yang paling merasakan dampak maupun akibat dari kegagalan fungsi Danau Sipin .
Baca Juga: Kapolda Jambi Pantau Debit Air Sungai Batanghari
Dalam keadaan kering karena kemarau misalnya pokdarwis kehilangan kesempatan memperoleh pengunjung, karena seluruh atraksi mereka tidak akan dapat dimainkan. Demikian juga dengan akibat daripada kekeringan akan berimbas kepada UMKM karena mereka tidak akan memperoleh pengunjung.
Pelibatan para pihak terus dilakukan termasuk kepada Pemerintah Kota Jambi. Tim menyampaikan MoU kepada mereka dengan harapan agar mendapat dukungan. Kota Jambi akan memperoleh manfaat langsung dari keberhasilan pembangunan Danau Sipin.
Baca Juga: Walikota Jambi Mulai Membenahi Danau Sipin
Memperjelas bentuk kerja sama
MoU bisa dikatakan adalah kesepakatan, berkomitmen tentang satu hal dalam hal ini pengembangan Danau Sipin. Namun masih dibutuhkan klarifikasi, misalnya bagaimana memulai pekerjaan yang dapat menjadi penghela bagi pekerjaan lain secara keseluruhan yang dinilai menjadi pengungkit bagi pembangunan danau dan manfaat untuk sekeliling.
Pengaitan Danau Sipin sebagai destinasi air menopang berbagai bentuk kegiatan lain, yaitu konservasi air, habitat, dan pemandangan indah yang didapat di Danau Sipin. MoU berkaitan dengan gambaran besar (big picture) tentang bagaimana hal ini menjadi rujukan bagi para pihak.
Baca Juga: Angkat Wisata Danau Sipin, Pemuda Buluran Gelar Lomba Mancing
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com