Muncul Perampok Baru Tanpa Moralitas Pasca Bakar-bakar Isi Tas

Tingginya bakar-bakar isi tas ketika mengikuti pilkada menjadi pemicu melahirkan perampok-perampok baru.

Reporter: - | Editor: Admin
Muncul Perampok Baru Tanpa Moralitas Pasca Bakar-bakar Isi Tas
Penulis (kanan) bersama politisi senior Usman Ermulan (kiri)

Oleh: Ramadhani, orang yang banyak belajar dengan Politisi Senior, Usman Ermulan.

TINGGINYA bakar-bakar isi tas ketika mengikuti pilkada menjadi pemicu melahirkan perampok-perampok baru.

Baca Juga: Pencapaian Jambi dalam Ekspor Nasional

Setelah terpilih, sulit bagi kepala daerah baru tersebut untuk tetap berkomitmen pada Saminawatona dalam melayani kebutuhan rakyat.

Janji-janji manis yang disampaikan selama kampanye hanya menjadi kenangan. Masyarakat sering kali diperdaya dengan janji-janji tersebut, yang meskipun terlihat sulit untuk direalisasikan, tetap dicari-cari alasan demi menarik simpati masyarakat.

Baca Juga: KPU Merangin Kembalikan Berkas Sebagian Parpol

Paradigma yang salah ini membuatnya lebih fokus pada merampok uang rakyat, terutama bagi mereka yang didukung oleh para cukong, akan mengembalikan modal dan memberikan keuntungan kepada cukong, seringkali melalui proyek-proyek tertentu.

Isi tas yang dibakar tidak bisa dianggap remeh, mencapai puluhan miliar mulai dari mau mencalonkan diri, biaya untuk partai politik, selama masa kampanye, hingga hari pemungutan suara.

Baca Juga: Usman Ermulan Doakan Zumi Zola Tabah

Semakin banyak partai yang didukung, semakin banyak pula isi tas yang dibakar, belum lagi untuk mengelola tim sukses yang sebentar-bentar menghadap.

Fenomena lain akan terjadi adalah pecah kongsi bersama si wakil kepala daerah. Biasanya berpangkal pada pembagian kewenangan yang tidak jelas di antara keduanya, dan bagi-bagi keuntungan lainnya.

Wakil merasa tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan strategis, sementara kepala daerah menganggap wakilnya berambisi mengambil alih wewenang.

Pecah kongsi tidak saja telah menghambat jalannya pemerintahan, tetapi juga terbelahnya birokrasi.

Asal tahu saja, kisah isi tas ini merupakan pelajaran yang brilian dari Pemilihan Legislatif pada Februari 2024, dimana wakil rakyat yang benar-benar berjuang untuk rakyat dikalahkan oleh isi tas.

Memilih pemimpin pada 27 November 2024 mendatang, jangan sekedar hanya melihat elektabilitas dan popularitas, melainkan juga moralitas.

Salah satu moralitas penting yang harus dimiliki dengan tidak membuat isi tas sebagai budaya.

Pengalaman sudah mengajarkan banyak yang akhirnya tertipu!

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya