Penulis : Jumalis
Editor : Wahyu Nugroho
INFOJAMBI.COM - Ribuan nelayan udang ketak di Kelurahan Kampung Nelayan, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat saat ini hanya bisa pasrah.
Hasil tangkapan yang menjadi andalan mereka selama ini tidak ada nilai jualnya lagi. Banyak nelayan kini menggantungkan jaringnya.
Para nelayan sudah enggan turun ke laut. Mereka menganggap hasil yang diperoleh akan mubazir, karena tidak ada nilai harganya.
Pemerintah China menghentikan impor udang ketak, membuat gudang-gudang tempat penampungan udang ketak banyak tutup dan ekspor udang ketak tidak ada lagi.
Alat tangkap milik nelayan udang ketak pun seperti kapal pompong hanya bersandar dan terikat rapi di pelabuhan, dan jaring pun tergantung di depan rumah masing-masing.
Menurut seorang nelayan, Winendra, dihentikannya impor udang ketak muncul sejak merebaknya isu virus corona di negara Cina.
Sekitar dua ribuan nelayan udang ketak di Tanjung Jabung Barat terpaksa alih profesi, hampir 80 persen nelayan udang ketak kini menganggur.
Menurut Winendra, biasanya para nelayan berpenghasilan 500 – 700 ribu rupiah sehari.
Keluhan yang sama juga disampaikan nelayan lainnya, Herman. Sudah hampir satu bulan Herman menganggur.
Pria yang sudah 25 tahun menjadi nelayan ini, biasanya setiap hari mendapat hasil 500 hingga 700 ribu rupiah dari hasil udang ketak.
Penampung udang ketak, Alak, sejak pertengahan Januari lalu tidak lagi menerima udang ketak. Alak biasanya mengirim udang ketak ke Jakarta.
Udang biasanya diekspor Alak ke Cina melalui Singapura. Sejak muncul isu virus corona, permintaan udang ketak dihentikan. ***
Baca Juga: Pencapaian Jambi dalam Ekspor Nasional
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com