Pajak  oh Bea Cukai..Tukang Pajak, Tukang Peras..?

Pajak  oh Bea Cukai..Tukang Pajak, Tukang Peras..?

Reporter: PM | Editor: Admin
Pajak  oh Bea Cukai..Tukang Pajak, Tukang Peras..?
Ilustrasi suap, peras, korupsi || iStcokphoto

Catatan Mursyid Sonsang,  (Wartawan Senior dan Alumni Lemhannas PPSA 18 )

Dahulu sekitar tahun 70 an, dalam waktu tertentu ada namanya musim lapar. Ketika padi yang ditanam setahun sekali dilantak tikus atau hama wereng.

Baca Juga: Mutasi Polri, Wahyu Widada Kabaintelkam. Tahun 2023, Enam Komjen Pensiun :  Iqbal, Fadil, Albertus Berpeluang Bintang Tiga

Padahal orang tua kami pegawai negeri bekerja sebagai guru. Ada gaji dan juga memiliki beberapa petak sawah. Pada waktu itu gaji guru golongan tiga masih puluhan ribu rupiah. Tidak cukup juga untuk kebutuhan satu tahun.

Apalagi kebanyakan warga mengandalkan hidupnya dari sawah. Tidak banyak yang memiliki sawah yang luas, hanya beberapa orang saja di kampung kami. Mereka cukuplah untuk makan satu tahun.

Baca Juga: Mutasi Polri, Kapolda dan Pati Dikuasai Akpol 88 Sementara Angkatan 91 Bertabur Bintang..

Saat panen gagal tibalah "musim lapar". Warga harus berhemat dengan mengurangi periode makan yang biasanya tiga kali sehari menjadi dua kali. Ada yang mencampur beras dengan jagung. Ada yang hanya makan singkong saja.

Tapi bagi oknum pegawai negeri yang bekerja di bea cukai dan kantor pajak, walau pangkat rendahan hidupnya aman aman saja. Bahkan di rumahnya masih ada roti Khong Guan yang pada waktu itu sangat mewah..( Bersambung)

Baca Juga: Perombakan Pejabat Pemprov Jambi : Penuh Sensasi dan Toleransi Serta Minim Prestasi

 

 

 

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya