KOTAJAMBI, INFOJAMBI.COM - Berbagai upaya dilakukan Pelindo Regional 2 Jambi, untuk memacu optimalisasi komoditas ekspor di Provinsi Jambi.
Upaya itu diantaranya menurunkan cost logistic di pelabuhan, seperti melakukan percepatan digitalisasi pelabuhan penerapan Vessel Traffic System (VTS), Vessel Management System (VMS), Control Tower, Auto Gate, dan e-Billing System.
Baca Juga: Ruang Penyimpan Arsip Dokumen Pansus Angket Pelindo II DPR RI Terbakar
"Tujuannya agar seluruh proses kegiatan layanan operasional terpantau secara transparan, proses lebih cepat, meminimalisir tatap muka, dan juga sebagai fungsi kontrol SLA/SLG layanan operasional," ujar Ervin Bayu Sanjaya pada Rapat Koordinasi dan Evaluasi Optimalisasi Komoditas Ekspor Provinsi Jambi, Kamis, (27/10/2022).
Selain itu, performansi kinerja operasional bongkar muat terus dijaga dan ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dari kinerja pelayanan peti kemas, realisasi B/C/H (Box Crane per Hour) lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan. Begitu pula kinerja pelayanan non peti kemas, T/G/H (Ton Gang per Hour) juga melebihi target.
"Bilamana kegiatan operasional bongkar muat semakin cepat, port stay kapal di pelabuhan semakin pendek. Ini berarti shipping lines akan mendapatkan efisiensi waktu dan biaya, yang diharapkan dapat me-reduce cost logistic," beber DGM Komersial PT Pelindo Regional 2 Jambi, Ervin Bayu Sanjaya.
Untuk biaya-biaya yang lain, seperti biaya angkutan darat (trucking) dari gudang ke pelabuhan atau sebaliknya, diperlukan keseragaman aturan biaya karena masih adanya ketergantungan sama owner/pemilik kendaraan, jarak tempuh, kemacetan, dan biaya BBM yang meningkat. Sedangkan dari sisi sungai, dimana biaya kapal (freight rate) masih ditentukan oleh jarak tempuh kapal menuju pelabuhan.
Mengingat Pelabuhan Kawasan Muara Sabak memiliki jarak tempuh yang lebih pendek daripada Pelabuhan Talang Duku bila diukur dari ambang luar, maka sangat dimungkinkan bisa membantu menurunkan freight rate bilamana kegiatan bongkar muat dilakukan di Pelabuhan Kawasan Muara Sabak.
"Ini merupakan peluang cukup besar untuk menurunkan cost logistic, khususnya dari angkutan sisi sungai,” imbuh Ervin.
Terkait trafik peti kemas, lanjut Ervin, dalam 3 tahun terakhir yang melalui Pelabuhan Talang Duku ada 4 komoditi besar dengan komposisi yang hampir selalu sama dari tahun ke tahun yaitu crumb rubber (63%), plywood (16%), betelnut (16%), dan coconut (6%), ini harus jadi perhatian bersama, dimana produk-produk hasil alam Jambi cukup beragam dan memiliki potensi besar untuk jadi produk unggulan ekspor lainnya.
Ervin mengatakan, pasca 1 tahun merger, Pelindo telah mengelola 94 pelabuhan yang berada di 32 provinsi. Adapun untuk bisnis inti terbagi menjadi 4 klaster bisnis yaitu Klaster Petikemas, Klaster Non Petikemas, Klaster Logistik & Pengembangan Daerah Pesisir (Hinterland), Klaster Kelautan, Peralatan, & Pelayanan Pelabuhan.
Edy selaku Humas Bea Cukai Jambi, dalam paparannya mengatakan, Bea Cukai saat ini menawarkan banyak fasilitas kemudahan ekspor guna mendukung optimalisasi komoditas ekspor Provinsi Jambi.
Menurut data yang ada, masih banyak produk Provinsi Jambi yang ekspor tetapi tidak melalui Provinsi Jambi sehingga hal ini perlu dilakukan upaya bersama agar produk-produk Jambi dilakukan ekspor melalui Jambi.
"Pembangunan Pusat Logistik Berikat (PLB) sangat mungkin dilakukan bila infrastuktur pelabuhan telah tersedia," sebutnya.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Jambi, Prayitno Ginting mengatakan, terkait peran karantina jambi dalam mendukung program optimalisasi komoditas ekspor Provinsi Jambi, yaitu diantaranya Karantina adalah bagian dari sistem perlindungan kesehatan hewan, tumbuhan, lingkungan, dan sumber daya alam hayati (IAS, SDG, PRG, TSL, dan Agen Hayati), sebagai economic tools (akselerasi ekspor, implementasi teknis, dan penerapan SPS), dan sebagai bagian dari sistem pengawasan keamanan pangan, pakan dan perlindungan terhadap bioterorisme.
"Hingga September 2022 karantina Jambi telah melakukan pengiriman sebanyak 1.540 frekuensi pengiriman ke 44 negara. Tujuan dengan volume ekspor sebesar 1.018.014 Ton dengan nilai ekspor sebesar Rp 3,947 Triliun," ungkapnya.
Tim Ahli Gubernur Jambi, melaksanakan Rapat Koordinasi dan Evaluasi terkait Optimalisasi Komoditas Ekspor Provinsi Jambi. Hadir sebagai narasumber diantaranya, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Jambi, Prayitno Ginting, Pelindo Regional 2 Jambi yang diwakili oleh Ervin Bayu Sanjaya selaku DGM Komersial, dan Kepala Kantor Bea Cukai Jambi diwakili Edy selaku Humas Bea Cukai.
Adapun tim pembahas tenaga ahli yang hadir yaitu Prof Dr Ir H Zulkifli Alamsyah Msc, Dr Ir H Anton Apriyantono MS, Ir Dede Martino MP, dan Dr H Muhammad Ridwansyah SE Msc. Dan untuk peserta rapat koordinasi ini datang dari berbagai dinas yang berkaitan langsung dengan komoditas ekspor Provinsi Jambi, yaitu diantaranya KADIN Provinsi Jambi, Dinas Perindag, Dinas Perkebunan, Dinas TPHP, Dinas Kehutanan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perhubungan, Dinas ESDM, BPKPD, dan Bidang PSDA Bappeda Provinsi Jambi. ***
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com