PENULIS : TIM LIPUTAN
EDITOR : DODDI IRAWAN
Baca Juga: Disbun Dorong Perusahaan Lengkapi Sarana Penanggulangan Karlabun
INFOJAMBI.COM - Maraknya kebakaran lahan yang terjadi belakangan ini di berbagai provinsi disebabkan masih berlangsungnya proses pembakaran lahan skala besar.
Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG), Nazir Foead menyayangkan kegiatan pembakaran lahan tersebut dilakukan secara sistematis oleh sejumlah pihak.
Baca Juga: Kebakaran Gambut Mengkhawatirkan, Sekat Kanal Sangat Penting
Hal ini diungkapkan Nazir usai melakukan kegiatan lapangan membantu pemadaman api di wilayah Provinsi Riau, Sabtu lalu.
Nazir mencontohkan kebakaran lahan yang terjadi di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau belakangan ini.
Baca Juga: 1,5 Hektar Hutan Srimenanti Terbakar
Berdasarkan laporan Kepala BPBD Riau yang melakukan patroli udara bersama Deputi BRG, Jum'at (9/8/2019), pembakaran dilakukan secara sistematis.
"Apabila ini terus berlangsung, makin sulit menghilangkan kabut asap. Kita harap ada penyelidikan lebih lanjut dari aparat hukum," ujar Nazir.
Menurut Nazir, Polda Riau telah bergerak cepat mengungkap pembakaran sistematis serupa di Pelalawan, disaksikan gubernur ketika patroli udara pekan lalu.
"Penetapan sejumlah tersangka,
termasuk satu perusahaan perkebunan, patut diapresiasi tindakan tegas ini,” ungkap Nazir.
Terkait kebakaran lahan di Kampar, Riau, Nazir menyaksikan kerja MPA binaan Manggala Agni, personel Dinas LHK Riau, TNI dan Polri melakukan pemadaman.
Sumber air dari kanal masih ada walau tidak melimpah. Diperlukan sumur bor dibangun di tempat air dari kanal sudah terlalu jauh untuk mencapai api.
Beruntung anggota kelompok masyarakat (pokmas) setempat sudah difasilitasi BRG dan pemprov untuk membuat sumur bor.
Dibutuhkan 3-4 jam untuk mencapai air tanah di kedalaman 20 meter. Dengan air yang cukup berlimpah dari sumur dan bisa dipompa utk memadamkan hingga radius 200 meter.
Sumur bor kedua akan dibuat 200 meter dari sumur pertama, sehingga api bisa terkepung.
"Saya menyaksikan semprotan air masih sangat kuat di jarak 180 meter dari sumur, dan pembasahan gambut dapat berjalan cukup efektif," ungkapnya.
Khusus untuk wilayah Tapung, Kampar yang dikunjungi, BRG akan membangun 50 sumur bor untuk mengantisipasi kebakaran ke depan. Sebagian wilayah tersebut berupa semak belukar, nantinya akan dikelola masyarakat menjadi kebun nanas.
“Masyarakat bisa menjaga area tersebut dan mencegah kebakaran di saat kemarau,” pungkas Nazir. ***
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com