Budi mengungkapkan, di puskesmas ada alat-alat monitoring sebagai sanitarian kit. Biasanya dibagikan di seluruh puskesmas, tapi lebih ke indoor measurement.
“Bisa juga dipakai outdoor, tapi tidak terus-menerus untuk mengetahui komponen-komponen kesehatan udara, tanah, dan air,” tambah Budi.
Baca Juga: Pj. Sekda Ajak Masyarakat Jabodetabek Asal Jambi Promosikan Daerah
Untuk menurunkan risiko dan dampak kesehatan dari polusi udara, Kemenkes akan mengedukasi masyarakat soal bahaya polusi udara bagi kesehatan.
Kemenkes juga mendorong penggunaan masker, sebagai upaya preventif atau pencegahan, jika polusi udara terpantau tinggi dari standar yang ditetapkan.
Baca Juga: Zola Harap Menkes Tambah Dana Biaya Operasional Kesehatan Jambi
“Masker yang disarankan memiliki spesifikasi tertentu dengan kerekatan untuk menahan partikulat. Maskernya mesti KF 94 atau KN 95 minimum,” beber Budi.
Kemenkes juga akan melakukan edukasi pada dokter-dokter, di puskesmas dan rumah sakit di Jabodetabek, dalam langkah penanganan penyakit pernapasan.
Baca Juga: Zola Ditahan KPK, Wagub Dampingi Menteri Kesehatan
Budi berharap apabila masyarakat harus dirawat karena penyakit tersebut, bisa mendapatkan penanganan dan diagnosis yang sama.
Kemenkes juga bekerja sama dengan Rumah Sakit Persahabatan, sebagai koordinator respiratory disease untuk mendidik semua rumah sakit dan puskesmas di Jabodetabek. ***
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com