Pemilu 2024 dan Demokrasi Saling Mengenyahkan

Indonesia kembali akan menggelar pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara serentak pada 2024 mendatang

Reporter: Ilham Bintang | Editor: Admin
Pemilu 2024 dan Demokrasi Saling Mengenyahkan
Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat, Ilham Bintang || Foto : Dokpri
Ingkar janji atau bahkan berbohong adalah hal lazim dalam dunia politik, sedangkan di dunia pers hal itu tabu, haram. Wartawan dididik hanya memberitakan atau menyuarakan fakta. Katakan yang salah  itu salah sekalipun  menyakitkan. Sekalipun pemasang iklan mencabut iklannya, dan bisa juga pemilik media menindak wartawan yang bertanggung jawab di bidang redaksi.

Trauma  Pemilu 2019 lalu masih menghantui kita. Total ada 894 petugas yang meninggal dunia dan 5.175 petugas mengalami sakit akibat kelelahan. Dua petinggi KPU ditangkap KPK terkait dengan  kasus korupsi  karena menyalahgunakan kewenangannya. Tidak terhitung jumlah anggota DPR, kepala daerah produk Pemilu yang menjadi tahanan KPK membuat kita frustrasi dan meragukan Pemilu dan Demokrasi itu sendiri.  Harga terbesar yang mesti kita bayar, hingga  sekarang, terjadi keterbelahan masyarakat. Sungguh memperihatinkan   julukan yang tak beradab pada saudara sebangsa kita sendiri : Cebong" versus " Kampret" atau "Kadrun".

Di masa Orde Baru demokrasi  kita dijuluki demokrasi pengejar layang- layang. Masih menggambarkan keadaan suka cita para pengejar layang- layang. Yang diawal -awal " game " bahu - membahu  menciptakan kegembiraan dengan permainan itu. Aturan dibuat bareng, gala bambu dicreate bersama dikasih ranting pohon ujungnya, menyeberang jalan saling menjaga, meski endingnya ironis. Tidak ada yang boleh mendapat layangan itu, mendingan robek-robek. Tapi tidak ada yang kecewa. Besok bermain lagi. Begitu lagi.

Baca Juga: Pekan Olahraga untuk Menyegarkan Wartawan Profesional

Bersambung ke halaman berikutnya

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya