Pemprov Jambi Naikkan Status Karhutla Jadi Siaga Darurat

| Editor: Doddi Irawan
Pemprov Jambi Naikkan Status Karhutla Jadi Siaga Darurat



INFOJAMBI.COM - Sekretaris Daerah Provinsi Jambi, H Sudirman SH MH mengumumkan kenaikan status karhutla menjadi siaga darurat dari yang sebelumnya siap siaga karhutla.

Pernyataan ini disampaikannya usai memimpin rapat koordinasi penanganan karhutla, Selasa (9/3), di aula Makorem 042/Gapu.

Hadir pada kesempatan tersebut Kapolda Jambi, Irjen Pol Albertus Rachmad Wibowo, Danrem 042/Gapu Brigadir Jenderal TNI M Zulkifli, Kepala BPBD Provinsi Jambi Bachyuni Deliansyah, perwakilan BMKG, ahli gambut, dan pengusaha.

Rapat juga diikuti secara virtual dari pemerintah kabupaten/kota, Dandim dan Kapolres.

Dijelaskan Sekda, kenaikan status siaga darurat karhutla ini dipicu dengan adanya tiga kabupaten yang telah menaikkan status siaga darurat, yakni Muarojambi, Tanjab Barat dan Tanjab Timur.

“Dapat kami sampaikan, pada hari ini, kita sudah menerima SK Bupati Tanjung Jabung Timur, Bupati Tanjung Jabung Barat dan Bupati Muaro Jambi, terkait penetapan status siaga darurat karhutla," ujar Sudirman.

Dengan tiga SK ini menjadi dasar untuk dinaikkan penetapan statusnya menjadi siaga darurat karhutla dengan SK Gubernur, ditetapkan mulai hari ini sampai akhir Oktober 2021.

Dijelaskan Sekda, dari rakor ini juga diputuskan untuk melakukan upaya pencegahan. Diutamakan langkah-langkah pencegahan.

Perlu dilakukan langkah–langkah pencegahan, agar tidak lagi susah dalam penanganan karhutla. Ini juga sesuai dengan instruksi Presiden.

Dari informasi BMKG, perlu mewaspadai wilayah timur Jambi, yaitu Tanjab Barat, Tanjab Timur dan Muaro Jambi. Curah hujannya mulai berkurang.

Curah hujan tinggi justru di Jambi di wilayah barat. Kewaspadaan terhadap kondisi cuaca harus berhati-hati, mewaspadai, karena puncak kemarau Juni sampai Agustus.

"Pemerintah daerah bersama Kapolda dan seluruh jajarannya berusaha keras melakukan pencegahan. Kita upayakan pencegahan, jangan sampai terjadi pemadaman yang susah dikendalikan,” kata Sudirman.

Danrem 042/Gapu, Brigjen Zulkifli menyampaikan, penetapan status ini diambil berdasarkan pantauan riil di lapangan dan pantauan BMKG, juga berdasarkan SK tiga Bupati.

“Pantauan riil di lapangan sudah ditemukan 65 titik api. Berdasarkan SK tiga bupati yang telah menaikkan, itu menjadi dasar provinsi mengambil kebijakan menaikkan status ini," jelas Sudirman.

Persyaratannya sudah cukup, sudah ada tiga kabupaten yang menaikkan status. Provinsi sudah bisa menaikkan status.

Untuk pemadaman dari udara nanti dilihat kondisi riil di lapangan, kalau sudah terlalu banyak titik apinya. Berdasarkan pantauan BMKG, Provinsi Jambi pada bulan April dan Mei adalah masa peralihan.

Awal Juni memasuki musim kemarau sampai Oktober. Saat itulah meminta perkuatan, kalau memungkinkan bantuan udara ataupun TMC pada pemerintah pusat.

"Kemarin kami sudah rapat dengan pemerintah pusat. Telah ada arahan tentang bantuan riil pemerintah pusat kepada kita. Sebelum mendapatkan bantuan dari pusat kita upayakan kegiatan mendukung kegiatan riil terhadap penangangan karhutla,” ujar Danrem.

Kapolda Jambi, Irjen Pol Albertus Rachmad Wibowo menyampaikan, dengan kenaikan status ini akan mempermudah gerak tim satgas bekerja.

“Kami baru saja melaksanakan rapat dan mendengarkan masukan dari seluruh stakeholder, terutama jajaran pemerintah, juga dari Dandin dan Kapolres. Sudah tiga kabupaten mengajukan peningkatan status siaga," ungkap Sudirman.

Dengan peningkatan status ini akan lebih fleksibel melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan, seperti diamanatkan Presiden RI.

Seperti diketahui, pada 2015 ada 3.000 titik api, pada 2019 ada 7.000 titik api, dan 2020 ada 89 titik api. Pada 2021 sampai 9 Maret ini sudah ada 40 titik api. Paling banyak di Desa Sungai Sayang, Sadu, Tanjung Jabung Timur.

"Alhamdulilah dapat dimitigasi dengan bantuan semua pihak yang disebut ‘'pentahelix'. Disitu ada Pemda, BPBD, Basarnas, Dinas Kehutanan, TNI/Polri, swasta, masyarakat dan media yang terus menerus melakukan upaya pencegahan," tambah Danrem.

Ada dua kegiatan yang dilakukan. Pertama, jangka pendek, melakukan penyekatan kanal, untuk mempertahankan ketinggian mata air di wilayah Kumpeh.

Informasi dari Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, akan memasang 80 sekat kanal. Kalau sekat kanal sudah dipasang, tinggi mata air bisa dipertahankan dan kelembaban.

"Jika kebasahan lahan gambut bagus, lahan gambut tidak akan mudah terbakar,” ujar Kapolda. ***

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya