PENULIS : BAMBANG SUBAGIO
EDITOR : M ASRORI S
Baca Juga: Usai Makan Sate Sepuluh Anak Keracunan
INFOJAMBI.COM - Psikolog, pakar tumbuh kembang anak, yang juga Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, menegaskan, perlunya dukungan gizi yang baik untuk mendorong anak agar berprestasi.
"Banyak hal yang mempengaruhi anak berprestasi, mulai dari pola pendidkan, kondisi fisik, lingkungan serta asupan gizi yang cukup, untuk perkembangan otak anak. Kita harus mengenali potensi anak sejak dini dan makanan bergizi sangat mempengaruhi perkembangan prestasi anak," ujar Kak Seto, sapaan akrab Seto Mulyadi, saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (30/3/2019).
Baca Juga: Isu Penculikan Anak, Kapolres Minta Masyarakat Waspadah
Penelitian beberapa pakar gizi dari UI dan IPB termasuk Prof Dr Ahmad Sulaeman, dalam artikel yang diterbitkan oleh British Journal of Nutrition, mengatakan, bahwa 8 dari 10 anak Indonesia kekurangan asupan DHA, jika mengacu pada standar WHO.
Penelitian yang dilakukan berdasar dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 itu, menemukan bahwa 8 dari 10 anak usia sekolah Indonesia yang berumur 4-12 tahun kekurangan asupan nutrisi otak, karena asupan asam lemak esesial (Essential Fatty Acid), khususnya asupan DHA dan Omega 3 yang lebih rendah dibanding angka acuan dari WHO.
Penelitian PISA dari OECD tahun 2018, menyebutkan, bahwa kemampuan matematika dan science pelajar Indonesia berada diurutan peringkat 62 dunia, bahkan dibawah Vietnam. Hal ini tentu saja menjadi keprihatinan bagi masa depan anak Indonesia.
Sementara itu, penelitian Kemendikbud juga menyatakan, bahwa daya kemampuan berfikir anak Indonesia, masih dibawah negara-negara maju di Asia, seperti Korea dan Jepang meskipun waktu belajar anak Indonesia di sekolah lebih lama dibandingkan pelajar di negara lain.
Menteri Kesehatan (Menkes), RI Nila F Moeloek, dalam diskusi pentingnya kerja sama Stakeholder untuk Perbaikan Gizi Indonesia, di Jakarta bulan lalu, menyatakan pentingnya pemahaman pemenuhan gizi juga harus diberikan pada guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan masih banyak guru PAUD kurang paham dengan pemenuhan gizi anak-anak.
"Gurunya sendiri tak paham tentang pengetahuan gizi. Gerakan pemahaman pemenuhan kebutuhan gizi juga harus menyasar guru PAUD, tidak hanya anak-anaknya," jelasnya.***
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com