Penyebab Banjir di Kerinci dan Sungai Penuh, dari Fenomena El Nino, Sedimentasi hingga Semrawutnya Pengelolaan Sampah

BANJIR yang terjadi saat ini di beberapa wilayah di Indonesia akibat tingginya intensitas curah hujan harian, rata-rata > 100 mm/hari atau > 20 mm/jam.

Reporter: - | Editor: Admin
Penyebab Banjir di Kerinci dan Sungai Penuh, dari Fenomena El Nino, Sedimentasi hingga Semrawutnya Pengelolaan Sampah
Yazzer Arafat ST MT

Ketika daya dukung dan daya tampung Sungai Batang Merao tidak mampu menampung aliran air hujan yang mengalir dari anak-anak sungai, air sungai akan melimpah ke daerah bantaran sungai, bahkan ke sempadan sungai, dan bahkan lebih luas lagi. 

Untuk itu kedepannya perlu dilakukan kajian, terkait daya dukung dan tampung Sungai Batang Merao dalam upaya mengurangi dampak banjir. Untuk menghilangkan banjir seutuhnya tidak dapat dilakukan sepenuhnya, namun mengurangi luas genangan dan lamanya genangan dapat dilakukan.

Baca Juga: Rekor Tertinggi, Indonesia Dilanda 1.985 Bencana Selama 2016

Selain secara alamiah karena topograpi dan geologisnya sebagai faktor penyebab banjir di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, penebangan liar yang terjadi di hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), serta penambangan Galian C yang tidak terencana dan terkendali membuat sungai mengalami sidementasi sangat tinggi. 

Hal ini dapat dilihat pada beberapa lokasi bendungan di Siulak Deras dan Bendung Kasigi di Koto Majidin, sehingga menyebabkan elevasi dasar sungai menjadi tinggi. 

Baca Juga: Banjir Ancam Warga Pinggir Sungai Batanghari

Selain itu erosi akibat kemiringan tanah yang curam di tebing sungai menjadi pemicu deposit sedimentasi di sungai, sehingga di beberapa tempat alur sungai yang berada pada tikungan dalam, terjadi penumpukan sedimentasi yang membuat palung sungai dan bantaran sungai tertutup. 

Mirisnya, kenyataan di lapangan, hasil identifikasi yang dilakukan pada 5 Januari 2024, sedimentasi dibuat sebagai tempat untuk mendirikan bangunan, seperti warung, parkir, gudang kayu dan lain-lain. Bahkan ada Dinding Penahan Tanah (DPT) yang dibuat di depan/di atas tumpukan sedimentasi yang sudah mengeras. 

Baca Juga: Banjir Sungai Tantang Sudah Surut

 

Hutan rusak
Hutan rusak

Selain faktor-faktor tersebut, sebagai pemicu terjadinya banjir di 2 wilayah di Provinsi Jambi itu, persoalan sampah tidak bisa diabaikan, karena sampah yang hanyut terbawa aliran sungai menyebabkan berkurang/menghambat aliran air mengalir. Sampah-sampah terhambat di bawah jembatan (dileger) akan melimpahkan aliran ke area tertertentu (jalan, permukiman).

Bersambung ke halaman berikutnya

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya