INFOJAMBI.COM - Meski tak terjadi lonjakan kasus di tanah air, namun pemerintah tetap mengimbau masyarakat menegakkan protokol kesehatan (Prokes) serta mengikuti vaksinasi menjelang akhir tahun 2021.
Imbauan tersebut dilatari dari pengalaman di berbagai negara, dengan ditemukannya 1 kasus transmisi lokal Omicron, maka angka kenaikan kasus cenderung lebih cepat, sehingga setiap pihak diharapkan lebih berhati-hati.
"Belajar dari beberapa negara yang terjadi lonjakan kasus (Omicron), cenderung terjadi penyebaran lebih cepat dari varian Delta meski tingkat keparahan lebih ringan," ujar Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19 - Sonny Harry B Harmadi dalam Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 ( FMB9) – KPCPEN, bertema “Mulai Tahun Baru dengan Kebiasaan Baru”, Selasa (28/12/2021).
Sonny menambahkan masyarakat tak perlu khawatir berlebihan. Namun ia tetap mengingatkan bahwa masyarakat harus paham bahwa ada risiko varian Omricron yang lebih menular dengan menegakkan prokes.
Kepatuhan Prokes sempat turun pada bulan November hingga minggu kedua Desember. Namun minggu ketiga dan keempat, sudah kembali membaik.
Guna mendorong pelaksanaan Prokes, tutur Sonny, dilaksanakan kolaborasi berjenjang. Yakni dari Satgas dan pemerintah pusat, kemudian satgas daerah, seterusnya adalah posko desa, serta satgas institusi yang berperan memastikan penggunaan PeduliLindungi dan penerapan Prokes oleh masyarakat.
"Edukasi juga terus dilakukan melalui berbagai media, juga melalui duta perubahan perilaku di lapangan yang kini telah mencapai 143 ribu orang," lanjut Sonny.
Untuk akhir tahun, kata Sonny, sudah ada aturan dari pemerintah. Di antaranya, pembatasan kapasitas dan jam buka mall atau tempat wisata, pelarangan acara tahun baru, juga anjuran bahwa sebaiknya perayaan tahun baru dilakukan di rumah. "Kami juga sudah siapkan buku saku tentang tanya jawab kebijakan pemerintah terkait Nataru ini, " tuturnya.
Selain menaati aturan-aturan tersebut, Sonny menegaskan, terdapat 9 langkah yang perlu diperhatikan: pakai masker dengan benar, jaga jarak, cuci tangan, pastikan ventilasi udara, hindari tempat ramai tertutup, jaga etika batuk kersin, hindari sentuh mata hidung mulut bila tangan tidak bersih, vaksinasi, dan batasi mobilitas.
Semua upaya tetap harus dilakukan, meski situasi pandemi di tanah air terkendali dan tingkat vaksinasi sudah cukup tinggi. Dikatakan Sonny, "53 persen penduduk Indonesia sudah divaksin lengkap dan 75 persen-nya sudah dosis pertama".
Sementara itu Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa sampai akhir Desember diperkirakan capaian vaksin 77 persen dosis pertama dan 56-57 persen dosis kedua. "Artinya memang kita harus lakukan akselerasi. Karena untuk dosis pertama sudah masuki area-area yang sulit, seperti daerah dengan tantangan geografis dan transportasi, maupun daerah 3T, " ujar Nadia.
Pada 2022, tuturnya, pemerintah akan menyelesaikan sisa target sasaran vaksin dengan percepatan, sehingga 208 juta sasaran vaksin diharapkan selesai pada Maret 2022. Seiring dengan itu, juga menyelesaikan vaksinasi anak 6-11 tahun pada Juni 2022. "Vaksin booster dipercepat pada awal 2022 dengan 2 skema yakni secara mandiri dan dibiayai pemerintah, " kata Nadia.
Vaksin booster dikatakannya sudah direncanakan, mengingat adanya risiko varian baru dan penurunan efikasi. Nadia menjelaskan, vaksinasi akan menurunkan tingkat keparahan dan kebutuhan perawatan di rumah sakit, termasuk pada kasus Omicron. Melihat pola Omicron yang cepat sekali menular, terdapat potensi kasus yang banyak dalam waktu singkat meski keparahan dan tingkat kematian cukup rendah.
"Ini harus diwaspadai, kita tidak mau gelombang ketiga pasca Nataru, " tegas Nadia.**BS**
Baca Juga: Jamin Ketersediaan Pangan, Simontok Turun Tangan
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com