KOTAJAMBI, INFOJAMBI.COM - Pakar Ekonomi, DR Noviardi Ferzi, sangat prihatin atas kebijakan Gubernur Jambi, Al Haris, dalam menekan inflasi di Jambi dengan cara menyuruh para pengelola pondok pesantren dan warga menanam cabai.
"Kondisi hari ini kan ada kenaikan harga, nah pemerintah fokus ingin menurunkan harga, tanpa melihat faktornya apa," ujar Noviardi.
Baca Juga: Ampun... Harga Cabai Tembus Rp 120 Ribu per Kg
Noviardi mengatakan, kalau ditanya kenapa inflasi di Jambi tinggi, semua disebabkan tidak ada jaminan pasokan yang pasti terhadap cabai dan beras, serta komoditi pangan, apalagi di Jambi tidak mengamankan pasokan.
"Ini hanya mengamankan mekanisme pasar. Misal bawa dari Curup ke Jambi, bawa dari Kerinci ke Jambi, seharusnya memang ada jaminan pasokan ini. Tanpa ada jaminan pasokan, inflasi akan selalu terjadi," jelas Noviardi, Minggu, 25 September 2022.
Baca Juga: Puluhan Hektar Tanaman Cabai di Tanjabbar Terendam Banjir
Noviardi sangat heran dengan ide dan konsep Gubernur Jambi, yang mencoba menginisiasi orang menanam cabai. Ide tersebut menurutnya bukan solusi yang sifatnya temporer, karena hanya satu waktu.
Inisiasi orang tidak mengandalkan kebutuhannya dari semata-mata membeli, dan untuk jangka panjang menanam cabai. Itu tidak efektif, karena tidak ada kepastian jumlah produksi yang mencukupi.
Baca Juga: Dihajar Banjir, Harga Cabai Melejit
"Tanaman rumah tangga sifatnya hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Jadi solusi menanam cabai tidak efektif dalam menekan inflasi, karena inflasi ini terjadi di pasar, bukan di rumah tangga, maupun warga disuruh beramai-ramai menanam cabai," tegasnya.
Noviardi menyebutkan, solusi permanen, pasokan harus ditambah, karena harus mempunyai jaminan ke sentra produksi. Seperti kerja sama dengan Jepang. Jika Toyota tidak ada kerja sama, pasti tidak ada mobil di Jambi.
"Jadi gubernur, bupati dan walikota bekerja sama dengan sentral-sentral produksi cabai dan beras," ujarnya. ***
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com