INFOJAMBI.COM - Situasi pemilihan Gubernur Jambi kian panas, H - 1 pembukaan pendaftaran pasangan calon kepala daerah di KPUD. Romi makin percaya diri dengan mengantongi dukungan dari partai Nasdem, PKN, PSI, Gelora mencukupi untuk mendaftar ke KPU.
Setelah ada kepastian bisa berlayar, tantangan yang dihadapi Romi Hariyanto - Saniatul Lativa lebih dahsyat lagi.
Baca Juga: Saniatul Lativa Hadiri Pendataan Keluarga 21 di Tebo Ulu
Saniatul Lativa sebagai bakal calon wakil Romi ditekan segala penjuru yang membuatnya mundur, " Iya Bang," jelas Saniatul lewat pesan WhatsApp
Kronologisnya, Senin pagi tanggal 26 Agustus 2024 beredar kabar bahwa Saniatul dan suaminya Sukandar mendapat tekanan serius. Jika Saniatul tetap nekat maju mendampingi Romi di pilgub Jambi maka akan ada konsekwensi politik kepada keluarga besar mereka.
Baca Juga: Hadiri Pendataan Keluarga 21 di Tebo, DPR RI Apresiasi Kinerja BKKBN
Kabarnya ancaman itu datang dari internal Golkar. Posisi Sukandar sebagai anggota DPRD terpilih dari Golkar akan dievaluasi. Bukan hanya itu, dukungan Golkar untuk Agus Rubiyanto sebagai bakal calon bupati Tebo pun akan dievaluasi. Bahkan Khalis Mustika yang sebelumnya diusulkan Golkar sebagai calon Ketua DPRD Tebo akan bernasib sama. Agus dan Khalis adalah kerabat Saniatul.
Jauh sebelum ihwal ancaman itu sebetulnya sudah beredar luas kabar upaya menggarap Saniatul agar tak maju bersama Romi Hariyanto. Kabarnya, salah seorang kepercayaan Alharis menghubungi Saniatul. Si utusan menawarkan kompensasi fantastis asal politisi Golkar itu batal berpasangan dengan Romi.
Baca Juga: Saniatul Lativa Sosialisasi PK-21 dan Bangga Kencana di VII Koto
Upaya menjegal Romi - Saniatul itu berlangsung sejak lama. Pasangan Alharis - Abdullah Sani berupaya memborong parpol pemilik kursi DPRD. Duet petahana itu diusung PAN, PKB, PKS, Demokrat, PDIP dan Gerindra. Teranyar Golkar yang sebelumnya disebut siap mendukung Romi malah ikut mendukung Alharis - Sani. Bahkan sebuah informasi menyebut BPP KWK Golkar untuk Romi - Saniatul sebenarnya sudah ditandatangani Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadia namun kemudian dianulir.
Indikasi menjegal Romi itu kian tampak pasca putusan MK yang tak lagi menjadikan jumlah kursi DPRD sebagai syarat pencalonan tetapi berdasarkan perolehan suara sah parpol atau gabungan parpol. Partai non parlemen yang semestinya bisa ikut mengusung Romi ternyata juga diupayakan mendukung Alharis - Sani.
Dedi Saputra, pengamat politik Universitas Nurdin Hamzah menyebut agak riskan jika Romi harus mengganti calon wakilnya. “Tim Romi harus sigap berkomunikasi dengan parpol pengusung untuk merubah dokumen BPP KWK Parpol yang sebelumnya atas nama Romi - Saniatul. Belum lagi dokumen lain terkait syarat pencalonan seperti SKCK, legalisir ijazah, LHKPN dan dokumen lain yang dikeluarkan pengadilan negeri dan pengadilan niaga, butuh gerak cepat,” kata Dedi.
Dedi juga menyayangkan jika Saniatul mundur. Sebagai seorang politisi yang sudah teruji Dedi meragukan Saniatul kalah akan tekanan. Namun menurut Dedi keputusan tentu ada di tangan Saniatul.
Mundurnya Saniatul disebut Dedi juga berdampak besar pada masa depan demokrasi di Jambi. Dedi mengkhawatirkan skema kotak kosong kembali menguat karena hanya Romi yang terlihat siap menantang petahana saat ini. “ Tragis kalau itu terjadi. Angin segar adanya putusan MK ternyata tak merubah apa - apa bagi Jambi, dan tanggungjawab moral soal itu saat ini ada di pundak Saniatul Lativa,” kata Dedi.
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com