Presiden Rusia Terkekeh Disebut Pembunuh oleh Joe Biden

| Editor: Ramadhani
Presiden Rusia Terkekeh Disebut Pembunuh oleh Joe Biden
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Ist)

Editor: Rahmad



INFOJAMBI.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin hanya terkekeh ketika ditanya tanggapan atas sebutan pembunuh yang dilontarkan Presiden AS Joe Biden terharap dirinya.

Ia bahkan tidak memberikan jawaban ya atau tidak atas tuduhan itu. Hal ini diungkap Putin jelang pertemuan perdana dengan Presiden baru Amerika Serikat Joe Biden.

"Selama masa jabatan saya, saya sudah terbiasa dengan berbagai serangan...dan itu tidak mengejutkan saya," katanya dalam wawancara dengan NBC News seperti dilaporkan AFP, Minggu (13/6/2021).

Ia pun menambahkan bahwa istilah "pembunuh" (killer) adalah istilah yang "macho" di Hollywood.

Sebelumnya, Biden menyatakan mengatakan dia tidak memiliki bayangan apapun tentang Putin. Ia malah menggambarkannya sebagai "pembunuh" terkait dengan serangkaian kematian sejumlah orang termasuk kritikus Kremlin Boris Nemtsov.

Wacana seperti itu menurut Putin "adalah bagian dari budaya politik AS yang dianggap normal (di AS)," katanya.

Selain itu, Putin membantah pemberitaan Washington Post bahwa mereka berencana untuk memasok sistem satelit canggih ke Iran.

Sistem satelit itu disebutkan bisa membuat Iran melacak target militer tertentu. Putin bahkan menuduh berita itu sebagai hoaks.

"Saya tidak tahu apa-apa tentang hal semacam ini," kata pemimpin Rusia itu, berbicara dari Kremlin. "Itu hanya sampah omong kosong."

Putin lantas menggambarkan Biden sebagai "pria peniti karir" yang telah menghabiskan hidupnya dalam politik.

Meskipun dia menggambarkan hubungan dengan Amerika Serikat tengah "memburuk ke titik terendah dalam beberapa tahun terakhir," namun Putin berharap dia dapat bekerja sama dengan Biden.

Ia pun berharap Biden tidak seimpulsif pendahulunya, Donald Trump.

"Saya percaya bahwa mantan presiden AS Trump adalah pribadi yang luar biasa, individu yang berbakat ... Dia adalah individu yang penuh warna. Anda mungkin menyukainya atau tidak. Tapi dia tidak berasal dari pemerintahan AS," kata Putin seperti dikutip NBC."Saya memiliki harapan besar...tidak akan ada gerakan impulsif atas nama presiden AS yang sedang menjabat," katanya berdasarkan terjemahan NBC News.

Biden berencana untuk menyampaikan berbagai keluhan AS, termasuk atas dugaan campur tangan dan peretasan pemilu Rusia, dalam pertemuan puncak dengan Putin pada hari Rabu di Jenewa.

Pertemuan ini sekaligus mengakhiri perjalanan luar negeri pertama presiden baru itu.

Putin secara terbuka mengakui ia memang mendukung Trump pada pemungutan suara 2016. Pasalnya, Trump sebelumnya sempat mengutarakan kekaguman terhadap pemimpin Rusia tersebut.

Lantas, pada pertemuan puncak pertama mereka, Trump tampaknya menerima bantahan Putin telah ikut campur tangan dalam pemilu AS.

Menurut pewawancara Keir Simmons, Putin juga membantah mengetahui serangan siber di Amerika Serikat, dan meminta Biden untuk membuat kesepakatan dengan Rusia di dunia maya.

Baca Juga: Ini Harapan Ketua DPR Puan Atas Pelantikan Joe Biden

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya