INFOJAMBI.COM - Pelaksanaan Diklat Revolusi Mental bagi Aparatur Sipil Negara di lingkup Pemerintah Kota yang berlangsung di Kampus Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia Astha Hannas, Binong, Subang Jawa Barat, memasuki tahap akhir.
Kamis kemarin (9/11) sebanyak 66 orang utusan Pemerintah Kota Jambi yang terdiri 64 orang pejabat eselon 2 dan 3 serta Direktur RSUD H. Abdul Manap dan Direktur PDAM Tirta Mayang kembali mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran yang meliputi pembelajaran dalam kelas dan luar kelas, termasuk kembali mengikuti kegiatan fisik seperti outbond.
Outbond Revolusi Mental sesi ke 2 dimulai Kamis dini hari (9/11) pukul 3.30 waktu setempat. Kegiatan di pagi buta yang diawali dengan bunyi sirine, dentuman ledakan dan audio rentetan tembakan itu sempat mengagetkan puluhan peserta Diklat yang sedang tidur pulas di barak dekat lapangan Pancasila Kampus Asta Hannas tersebut.
Koordinator Pelatih, Instruktur Aiptu Pol Muhammad Harry Santoso, SH, SAP, mengatakan, peserta dari ASN Pemkot Jambi yang telah dibagi kedalam 4 kelompok Disaster Management atau yang lazim disebut Alarm Steling itu selanjutnya mengikuti Long March atau Napak Tilas di area persawahan dekat kampus Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia Astha Hannas.
Long march tersebut diakhiri makan bersama dengan saling menyuapi. Kegiatan ini menurut Aiptu Harry, memberikan arti bahwa setiap kesuksesan itu diraih melalui jalan panjang yang penuh dengan tantangan dan hambatan. Sementara makan dengan saling menyuapi filosofinya memberikan makna bahwa peserta Revolusi Mental harus mampu melaksanakan tugasnya tanpa menekuk tangan serta harus saling melayani sesama dengan ikhlas.
Sementara itu, keseluruhan rangkaian outbond disesi akhir tersebut diakhiri dengan Game Water, yaitu menguji ketangkasan peserta outbond dalam melintasi kolam dengan menggunakan tali.
Sebelum permainan air ini dimulai, setiap kelompok lebih dahulu diuji kecermatannya menyalurkan tepung dalam sebuah wadah plastik, dari barisan terdepan kelompok hingga kebelakang. Peserta diminta mendistribusikan tepung tersebut dengan hati-hati dan tidak tumpah atau bocor. Filosofi dari permainan ini memberikan peringatan agar Abdi Negara harus bersikap hati-hati, transparan dan amanah dalam pengelolaan anggaran dengan tujuan untuk kesejahteraan masyarakat. Pengelolaan anggaran itu harus sampai dan tepat sasaran hingga menghindari terjadinya kebocoran dalam penyalurannya.
Peserta juga kembali diuji kemampuan komunikasi atau telepatinya dengan menjawab beberapa pertanyaan dalam permainan yang disebut dengan Martabak Telur. Jika juru bicara kelompok tidak dapat menjawab pertanyan dengan tepat dan benar, maka yang bersangkutan disirami seember air, ditaburi tepung serta dilumuri putih dan kuning telur.
Sementara itu, juga ada permainan yang disebut dengan Menara Air, permainan ini mengibaratkan, bahwa semua anggota organisasi harus kompak, saling menutupi kekurangan masing-masing serta sinergi dalam mengangkat organisasinya.
Outbond sesi ke 2 ini diakhiri dengan uji nyali dan ketangkasan seluruh peserta menyeberangi kolam dengan bantuan tali yang membentang dikedua sisi kolam tersebut. Tampak satu persatu ASN Pemkot Jambi yang terdiri pejabat eselon 2 dan 3 serta Direktur PDAM Tirta Mayang dan RSUD H. Abdul Manap antusias dan semangat menyeberangi kolam tersebut, meskipun lebih separuh harus mengarunginya dengan basah kuyup. Filosofi dari kegiatan tersebut menggambarkan bahwa untuk mencapai tujuan sebuah kesuksesan harus dilakukan dengan keterampilan yang digambarkan dengan kemampuan terampil menyeberangi kolam dengan meniti tali tersebut.
Sebelumnya, pada outbond sesi pertama, peserta diklat Revolusi Mental juga telah mengikuti materi outbond Blind Jumper, yang menggambarkan sosok si Buta dan si Tuli. Pada Blind Jumper ini, peserta dengan penutup mata harus berjalan mengikuti rute yang terdapat berbagai rintangan dari garis start menuju finish. Si buta berjalan dengan mengikuti aba - aba dari si Tuli, dimana si Tuli tidak boleh melihat kebelakang. si Tuli berjalan dengan memperagakan perintah menggunakan anggota badan dengan alat bunyian yang telah disediakan, si Buta terus mengikuti sumber suara tersebut hingga tiba di garis finish. Kelompok yang dapat menyelesaikan dengan waktu tersingkat adalah pemenangnya.
Permainan ini memberikan pesan moral pentingnya kerjasama tim. Bagaimana sebuah tujuan dapat tercapai dengan kerja sama yang baik, karena pribadi dalam setiap kelompok pasti memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Oleh karenanya penting untuk saling toleransi dan menguatkan peran serta fungsi masing-masing untuk tercapainya sebuah tujuan.
Penggemblengan fisik melalui outbound yang merupakan bagian diklat revolusi mental ini bertujuan menghilangkan rasa individualis peserta dan menumbuh kembangkan rasa kebersamaan serta kegotong-royongan. Kegiatan ini diharapkan juga dapat merubah karakter dan mindset ASN Pemkot Jambi menjadi lebih baik dari sebelumnya. (***)
Baca Juga: Walikota Jambi Hentikan Operasional Hotel Novita
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com