Laporan Bambang Subagio
INFOJAMBI.COM - Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli, menegaskan, kemenangan kotak kosong pada Pilkada serentak di Kota Makassar, menandakan rakyat menginginkan adanya perubahan dan calon pemimpin yang dinilai mampu berpihak kepada kepentingan seluruh rakyat. Bukan calon pemimpin yang mengutamakan kepentingan Parpol atau golongan tertentu saja.
“Luar biasa, rakyat tak suka oligarki. Meski ditekan kekuasaan dan uang, rakyat akhirnya memilih kotak kosong. Tak mempan tuh, mereka ingin perubahan,“ kata Rizal Ramli, kepada pers, di kawasan Tebet, Jakarta, Selasa (10/7/2018).
Rizal Ramli mengatakan, Pilkada di Makassar juga menunjukkan bukti, bahwa militansi bisa mengalahkan politik uang maupun tekanan politik. Rizal mengungkapkan saat tahun 1998, perubahan terjadi berawal dari Kota Makassar, berlanjut Medan, DIY dan Solo serta Jakarta.
“Perubahan 1998, dimulai teman-teman aktivitas mahasiswa di Makassar. Hari ini perlawanan terhadap oligarki di Makassar. Sejarah berulang dan mudah-mudahan Makassar tahun 2019, bisa menjadi motor perubahan di Indonesia,“ kata Rizal.
Rapat pleno penghitungan suara pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Makassar 2018, KPU Kota Makassar, Jum’at (6/7/2018) di Hotel Max One, telah menetapkan kotak kosong sebagai pemenang Pilkada Makassar 2018.
Meski didukung 10 Parpol, namun pasangan calon (paslon) tunggal pada Pilkada Makassar 2018 itu, hanya berhasil mengantongi 46,77 persen suara. Sedangkan kotak kosong mencapai 53,23 persen.
Rizal menambahkan, perlawanan maupun kemenangan kotak kosong dalam ajang Pilkada ini, bisa menjadi bukti, bahwa rakyat sesungguhnya sudah sadar tentang politik. Kekalahan paslon tunggal dari kotak kosong memberi bukti rakyat sudah cerdas, untuk memilih calon pemimpin yang benar-benar berkualitas, bukan calon pemimpin yang seenaknya disodorkan oleh Parpol.
“Rakyat tidak ingin dipaksa untuk hanya memilih paslon pemimpin yang didukung oleh Parpol manapun dengan sesuka hati,“ ujar Rizal.
Karenanya, kendati seluruh Parpol bersatu mendukung dan bergerak, untuk memenangkan paslon pilihannya, namun jika rakyat menilai dan meyakini paslon itu tidak mampu mengatasi persoalan rakyat (terutama persoalan pembangunan ekonomi), maka kotak kosong menjadi pilihan.
Rizal menambahkan, perlawanan signifikan maupun kemenangan kotak kosong, adalah merupakan peringatan keras dan tegas dari rakyat, bahwa para Parpol dalam mengusung calon pemimpin jangan lagi memberlakukan sistem mahar.
"Sebab, jika sistem mahar yang menjadi patokan utama dalam menentukan dan menetapkan paslon pemimpin, maka “perampok, penipu, dan pembohong” pun, bisa menjadi pemimpin," ujarnya.***
Editor : M Asrori S
Baca Juga: Bahas Geopolitik Global, Prabowo Temui Rizal Ramli
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com