Romi Sebut Tanjabtim Paling Tertinggal Saat Pemekaran

| Editor: Wahyu Nugroho
Romi Sebut Tanjabtim Paling Tertinggal Saat Pemekaran


PENULIS : WILLY
EDITOR : WAHYU NUGROHO

Baca Juga: Sinergitas Pembangunan Pusat-Daerah Tak Berjalan Efektif









INFOJAMBI.COM - Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) terbentuk berdasar UU nomor 54 tahun 1999. Bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Sarolangun, Tebo dan Muaro Jambi. Namun yang membedakan Tanjabtim dengan toga kabupaten pemekaran lainnya adalah kondisi wilayah yang jauh berbeda. Tanjabtim, disebut Romi adalah kabupaten paling tertinggal dalam hal infrastruktur. Baik transportasi, sarana pendidikan, kesehatan maupun fasilitas umum lainnya.





Berbincang usai pencanangan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) yang dirangkai dengan peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK dan Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Desa Rantaumakmur Kecamatan Berbak, pada Kamis  (18/7/2019) siang, Romi menceritakan kilas balik perjalanan Tanjabtim khususnya soal infrastruktur.

Baca Juga: Refleksi Setahun Kepemimpinan Safrial - Amir Sakib





Waktu itu, kisah Romi, Tanjabtim nyaris tidak punya akses darat penghubung enam kecamatan yang ada. Semua harus menggunakan transportasi air. Begitu pula sekolah dan sarana kesehatan. Seiring waktu, enam kecamatan dimekarkan lagi menjadi 11 demi mendekatkan pelayanan. Praktis Pemkab harus menyediakan tambahan puskesmas, tambahan gedung sekolah dan membuka akses ke seluruh kecamatan.





“Alhamdulillah PR kita hanya tinggal jembatan Nipah - Sadu. Kalau ini selesai, semua wilayah sudah terkoneksi,” ucapnya.

Baca Juga: Jurus Loby Bupati, Percepat Pembangunan Merangin





Romi juga mengakui bahwa pendahulunya H Abdullah Hich sangat baik dalam mempersiapkan kemajuan Tanjabtim. Keputusannya membuka jalur transportasi darat seluruh kecamatan, adalah langkah tepat yang kini dirasakan Romi sangat memudahkannya meneruskan visi pembangunan Tanjabtim.





“Beliau pantas kita anggap sebagai Bapak Pembangunan Tanjabtim,” puji Romi.





Menyinggung adanya ruas jalan yang rusak di sejumlah titik pada saat ini, Romi merasa hal itu wajar. Sebabnya, sejak beberapa tahun terakhir memang produksi perkebunan dan pertanian masyarakat terus meningkat.





Jika di awal pemerintahan Abdullah Hich (2001-2006), jalan yang dibangun terpelihara dengan baik, memang itu lantaran perkebunan sawit masyarakat belum mulai panen. “Arus orang dan barang pun belum seramai sekarang,” kata Romi.





Beda saat memasuki periode kedua Abdullah Hich (2006-2011), truk - truk sawit over kapasitas mulai ramai. Arus angkutan orang dan barang sudah menembus hampir seluruh desa dan kecamatan. Apalagi saat ini, hampir semua ruas jalan tak lagi sepi.





“Kami, Romi - Robby menerima ini sebagai tantangan. Makanya, sejak dilantik kami bertekad mengurangi sebisa mungkin membangun jalan aspal. Kita gunakan rigid beton, supaya jalan lebih kuat dan tahan lama. Dan itu kita tuangkan dalam misi pembangunan infrastruktur berkualitas,”jelasnya.





Memang, lanjut Romi, biaya membangun rigid beton jauh lebih mahal. Sedangkan keuangan daerah sangat terbatas. Apalagi, jika dibandingkan, DBH migas zaman Hich dan Romi ibarat langit dan bumi. Waktu Hich menjabat DBH migas Tanjabtim bisa mencapai 250 miliar lebih. Sedangkan saat Romi memimpin DBH migas Tanjabtim hanya berkisar 40 miliar. “Ini juga tantangan. Karena itu kami harus berpikir keras bagaimana dengan keterbatasan ini visi Merakyat yang kami usung bisa tercapai. Salah satunya itu, keputusan tidak populis yang lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas,” imbuhnya.





Meski saat pemekaran dahulu Tanjabtim dianggap paling tertinggal. Menurut Romi saat ini Tanjabtim sudah sangat diperhitungkan. Apalagi Tanjabtim juga sudah beberapa kali membuktikan diri sebagai daerah berprestasi baik di tingkat provinsi maupun nasional.





Salah satu upaya mendorong percepatan pembangunan infrastruktur itu, Romi juga terpaksa ‘menggedor’ Petrochina - SKK Migas. Dia juga tak segan menemui Dirjen Migas di Jakarta.





Ia menyampaikan perlunya dukungan CSR Petrochina di sektor infrastruktur. Bahkan upaya Romi itu diketahui sempat diwarnai aksi marah-marah di hadapan para petinggi SKK Migas dan BPK RI saat mereka berkunjung ke Muarasabak beberapa waktu lalu.





“Apapun akan saya tempuh walau tak wajar. Kita ingin semua pihak yang berkepentingan dengan Tanjabtim juga punya komitmen terhadap kemajuan daerah ini,” pungkas Romi***


BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya