Laporan Jefrizal
INFOJAMBI.COM — Nasib malang menimpa Celiandri. Bocah tujuh tahun ini terpaksa menjalani operasi di rumah sakit. Dia mengalami sakit di tangan, seusai disuntik vaksin, di sekolahnya, Nopember 2017.
Kejadiannya begini. Awalnya Celiandri disuntik vaksin oleh petugas Puskesmas Pematang Kandis, Bangko, Merangin. Setelah disuntik, Celindri biasa-biasa saja.
Selang sepekan, muncul memar di bekas suntikan itu. Celindri lantas dibawa kembali ke Puskesmas Pematang Kandis. Dia pun diobati. Namun, sepekan berikutnya, luka itu malah makin parah.
Bekas suntikan vaksin tersebut mengeluarkan daging kecil. Kondisi ini jelas membuat orang tua Celindri cemas. Mereka pun kembali membawa anaknya ke Puskesmas Pematang Kandis.
Lagi-lagi dokter puskesmas memberikan obat kepada Celindri. Tapi hingga dua bulan kemudian luka bekas suntikan vaksin itu tidak juga sembuh.
Orang tua Celindri akhirnya mengadu ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Merangin. Kasus ini selanjutnya dilaporkan ke Dinkes Provinsi Jambi. Pihak dinkes provinsi pun langsung menurunkan tim.
Setelah diperiksa, Celindri disarankan dibawa ke Kota Jambi. Dokter bedah menyarankan Celindri dioperasi, untuk mengangkat daging yang tumbuh di tangannya.
Orang tua Celindri manut. Mereka mengizinkan Celindri dioperasi. Karena mereka ASN dan punya kartu BPJS, Dinkes Merangin mengeluarkan surat rujukan.
Celindri menginap di kelas utama, karena ruangan kelas dua sedang penuh. Perbedaan kelas itu membuat orang tua Celindri dikenakan biaya tambahan.
Menyangkut biaya operasi, karena operasi itu atas saran pihak dinkes, orang tua Celindri koordinasi ke puskesmas. Tapi sayang, pihak puskesmas tidak ada biaya untuk operasi Celindri.
Hengky, ayah Celindri, mengaku merasa dirugikan oleh pihak puskemas. Alasannya, akibat ulah petugas puskesmas, anaknya kini menderita penyakit.
“Pihak puskesmas harus bertangung jawab. Mereka tidak bisa lepas tangan terhadap nasib anak saya. Biaya pengobatan anak saya ditanggung BPJS. Artinya pihak puskesmas tidak berbuat apa-apa,” tegas Hengky dihubungi Rabu (28/2/2018).
Kepala Dinkes Merangin, dr Salahuddin mengakui telah menerima laporan tentang Celindri. Menurutnya kasus ini tergolong langka. Dalam 1.000, satu saja sulit ditemukan.
“Tim dari provinsi sudah turun ke Merangin. Anak itu juga sudah dioperasi. Biaya pengobatannya ditanggung pemerintah dari program Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI,” jelas Salahuddin.
Salahuddin menyatakan, seluruh biaya pengobatan Celindri akan ditanggung pemerintah, mulai dari operasi hinga fase penyembuhan. Pihak dinkes tetap bertanggung jawab terhadap kejadian ini. (IJ002)
Baca Juga: Ratusan Calon Haji Asal Batanghari Disuntik
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com