Setiap Tahun Sarolangun Kekurangan 21 Ribu Ton Beras

| Editor: Doddi Irawan
Setiap Tahun Sarolangun Kekurangan 21 Ribu Ton Beras


PENULIS : RUDI ICHWAN
EDITOR : DODDI IRAWAN

Baca Juga: Ditinggal Sang Kepala, Dua Dinas Dipimpin Peltu





Sakwan




INFOJAMBI.COM - Dalam rangka mewujudkan swasembada beras, Kabupaten Sarolangun masih sering mengalami kekurangan produksi beras setiap tahun, untuk memenuhi kebutuhan beras per kapita dari jumlah penduduk Kabupaten Sarolangun lebih kurang 290 ribu jiwa.





Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Sarolangun, Sakwan, mengatakan, saat ini produksi beras di Kabupaten Sarolangun baru mencapai 16. 303 ton lebih, sementara kebutuhan beras mencapai 37.439 ton. Artinya masih ada kekurangan lebih kurang 21 ton setiap tahun.

Baca Juga: Arif Akan Libatkan Perusahaan Perbaiki Jalan Sepintun





Jika melihat dari luas sawah yang ditanam para petani saat ini, lahan sawah yang ditanam hanya sekitar 6.716 hektar dari target tanam mencapai 9.186 hektar, dan hingga saat ini sebanyak 4.795 hektar sudah dilakukan panen oleh masyarakat.





"Yang sudah ditanam 6.100 sekian, target kita tanam 9.000 lebih. Sekarang baru 16 ribu lebih, dari 37 ribu lebih kebutuhan beras, artinya baru 50 persen terpenuhi. Sampai desember palingan biasanya sampai 70 persen, belum lagi masalah kondisi panas, karena sebagian sawah kita belum sawah teknis," bebernya.

Baca Juga: Bila 238 Guru Non PNS “Terbuang”, Ini Langkah Pemkab Sarolangun.....





Kata Sakwan, untuk produksi padi sawah di Kabupaten Sarolangun rata-rata baru menghasilkan 4 ton lebih gabah kering, atau sekitar 2,7 ton beras (65 persen dari gabah kering). Namun, jika seluruh masyarakat petani bisa mencontoh petani kelompok lesung baru desa penegah, yang bisa menghasilkan 7,6 ton gabah kering, tidak menutup kemungkinan swasemba akan semakin cepat terwujud.





"Ada dua kali, tiga kali dan satu kali tanam setahun, minimal kita lakukan dua kali setahun, tergantung kondisi air. Kalau sudah dua kali tanam semuanya, bisa kita wujudkan swasembada karena belum lagi padi ladang. Apalagi dengan pola yang baik seperti di Desa Penegah ini dengan pola teknis yang bagus bisa 7,6 ton gabah kering, maka kami harap para petani bisa mencontoh petani disini," katanya.





"Kalau ini diikuti kelompok lain luar biasa ini, mencontoh dari segi benih yang unggul, penumpukan, pengolahan tanah yang baik, pengendalian hama, dan pemecahan masalah yang baik, insektisida," tambahnya.





Sementara itu, Bupati Sarolangun, Cek Endra mengatakan, kedepan para petani harus terus semangat dalam bercocok tanam padi, dari yang biasanya satu kali panen setahun bisa menjadi dua kali, atau yang biasanya dua kali setahun bisa menjadi tiga kali setahun.





Apalagi dengan hamparan sawah yang dikelola dengan teknik yang benar, satu hektar saja bisa menghasilkan 7,6 ton gabah kering yang kemudian di olah bisa menjadi 4 ton beras.





"Sudah lumayan bagus, dan ini bisa dua kali panen setahun, tapi Sarolangun secara keseluruhan belum swasembada, baru 50 persen terpenuhi dari tanaman sendiri, yang lainnya masih mendatangkan beras dari luar," kata Bupati.





Untuk mewujudkan swasembada beras ini, kata Bupati, lahan sawah yang ada saat ini agar tidak dialihfungsikan oleh masyarakat petani, tapi memang harus dipertahankan karena ini untuk ketahanan pangan kedepan.





Selain itu, besar harapan agar pembangunan bendungan batang asai dapat segera selesai dilaksanakan dan berfungsi untuk kepentingan masyarakat petani di sarolangun, ditambah dengan jaringan irigasi dari bendungan dam kutur.





"Makanya kedepan apabila dam batang asai ini selesai itu akan menambah lebih kurang 6. 000 hektar sawah baru, termasuk juga jaringan yang sudah dekat mau dibuka bendungan dam kutur bisa mengalir sawah baru 2.000 hektar, Insa allah jika sudah berfungsi dengan ada tambahan irigasi akan bisa menambah produksi kita, maka bisa swasembada Sarolangun, "paparnya.





"Paling tidak harus bisa 12 ribu hektar harus tertanam baru bisa memenuhi kebutuhan beras kita, tapi kebutuhan kita kan makin lama makin meningkat, maka saya himbau kepada masyarakat agar tidak mengalihfungsikan lahan sawah, tapi harus ditambah. Karena sekarang ada yang dialihkan menjadi tanaman sawit, dan potensi airnya bagus tetap kita tanam padi, pematang sawah boleh ditanam jenis lain," pungkasnya. ***


BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya