JAKARTA - Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid membuka secara resmi dimulainya Kelas pemikiran Gus Dur Angkatan II, diselenggarakan oleh Jaringan GusdurianJakarta, di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (1/4).
Kelas pemikiran Gus Dur Angkatan II ini berlangsung selama dua hari, tujuannya untuk mempelajari pemikiran dan perjalanan Gus Dur selama hidupnya, diikuti 40 anak muda dari berbagai latar belakang yang berbeda.
Kegiatan ini dan diharapkan bisa lebih memperkenalkan ajaran Gus Dur, supaya bisa diteruskan oleh generasi muda, demi kelangsungan berbangsa dan bernegara yang rukun, toleran, saling menghormati, menghargai dan damai berdasarkan Pancasila.
“Saya berharap, anak-anak muda bisa terus merawat kebhinekaan bangsa ini, dan bahu-membahu membangun negara tercinta ini seperti yang telah dicontohkan oleh alm. Gus Dur," ungkap Ibu Shinta Nuriyah.
Menyinggung soal intelektual Gus Dur, Priyo Sambadha, mengatakan, dalam masa kepemimpinan Gus Dur sebagai Presiden, walau dalam waktu singkat, Gus Dur telah berhasil melakukan banyak hal yang fundamental, sehingga mengubah NKRI menjadi lebih demokratis dan humanis.
Menurut Priyo, Presiden Gus Dur juga mengubah institusi kepresidenan menjadi lebih proporsional dan merakyat. Hak-hak setiap warga negara juga lebih diakui dan dihargai, tanpa memandang perbedaan suku, ras maupun agama. Antara lain dicabutnya pelarangan tentang budaya Tionghoa dan diakuinya Agama Konghucu, sehingga Hari Raya Imlek menjadi Hari Libur Nasional.
Dalam dialog, berbagai pertanyaan seputar Gus Dur muncul. Priyo dengan lugas diselingi guyonan ala Gus Dur, mengatakan, salah satu pertanyaan menarik dari peserta, adalah bagaimana Gus Dur mampu langsung menjawab pertanyaan atau melakukan pemaparan dalam suatu acara diskusi. Padahal, sebelumnya Gus Dur tertidur sambil duduk, pungkas Priyo. (infojambi.com)
Laporan : Bambang Subagio ll Editor : M Asrori
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com