Yongli mempertanyakan alasan sumbangan rehab jalan dibebankan pada siswa. Menurutnya, tidak semua siswa orang mampu. Apalagi sekarang harga sawit murah, dan ekonomi lagi sulit.
"Seharusnya kepala sekolah punya rasa empati kepada siswa. Jika kepsek mau kaya, jadi pengusaha saja, jangan jadi kepsek," tegas Yongli.
Baca Juga: Satgas Saber Pungli Sosialisasi Pencegahan Pungutan Liar Sektor Perizinan
Kepala SMA Negeri 2 Bungo, Yusridah, saat dikonfirmasi membantah dirinya melakukan pungli kepada siswa-siswi baru. Menurutnya pungutan itu hasil kesepakatan rapat komite dan wali murid.
"Itu keputusan rapat komite dan wali murid," tegas Yusridah melalui pesan singkat WhatsApp.
Baca Juga: Pemprov Jambi Dukung Pemberantasan Pungli, Al Haris Anggarkan Dana Satgas
Sementara itu, Ketua Asosiasi Komite Sekolah Wilayah Jambi Barat, Anton, menjelaskan bahwa sumbangan itu tidak menyalahi aturan dan diperbolehkan, namun ada syaratnya.
"Harus hasil kesepakatan antara komite sekolah dan wali murid. Lagi pula sumbangan itu hanya sekali per siswa, tidak setiap bulan," jelas Anton.
Baca Juga: Pastikan Tidak Ada Pungli, Kapolda Jambi Mendadak Cek Pelayanan SIM dan Pajak Kendaraan
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com