KUALATUNGKAL — Walau Dinas Pendidikan Tanjabbar sudah membuat sistem zonasi guna memeratakan penerimaan siswa SMP di Kuala Tungkal, tapi masih saja SMP Negeri 1 dan 2 jadi sekolah favorit dan rebutan.
Sebaliknya, seusai penerimaan siswa, sejak 10 Juli lalu, SMP Negeri 3 Kuala Tungkal justeru kekurangan siswa. Jumlahnya mencapai satu kelas. Untuk memenuhi kekurangan, panitia memperpanjang waktu penerimaan siswa baru hingga Kamis (13/7).
“Tapi itupun belum juga terpenuhi,” kata Kepala SMPN 3 Kuala Tungkal, Irwan S.Pd kepada INFOJAMBI.COM.
Irwan menjelaskan, di sekolahnya itu mampu menampung 210 siswa dalam tujuh rombel. Namun yang mendaftar hanya 168 orang. Jika sampai tanggal 17 Juli nanti tidak juga terpenuhi, kelas diisi dengan 25 siswa per kelas.
Irwan mengungkapkan, kurangnya minat siswa sekolah di SMP 3 salah satunya disebabkan kondisi sekolah yang jauh kalah dibanding SMP 1 dan 2. Akses jalan ke sekolah itu pun masih pengerasan, baru akan diaspal.
Bangunan SMP 3 juga rata-rata masih bangunan lama, terbuat dari papan. Hanya beberapa ruangan saja yang beton. “Anak-anak dan wali murid kan melihat wajah sekolah yang menarik,” ujar Irwan.
Irwan menjelaskan, kondisi dan akses jalan ke sekolah, menjadi salah satu pertimbangan orangtua memilih sekolah untuk anaknya. Pihak SMP 3 sebenarnya sudah bekerjasama dengan SMP 1 dan 2, bagi anak-anak yang tidak tertampung disarankan masuk ke SMP 3.
Informasi yang diperoleh INFOJAMBI.COM, di SMP 1 dan 2 terjadi kelebihan siswa. Hal ini dibenarkan oleh Wakil Kepala SMP 2 Kuala Tungkal, Yuniarti.
Menurut Yuniarti, panitia di sekolahnya sudah menyarankan pada wali murid dan siswa yang tidak diterima di SMP 2, agar mendaftar ke SMP 3. Diantara mereka banyak yang menarik kembali berkas pendaftarannya.
Untuk SMP 2, menampung 224 siswa. Target itu dikurangi, karena pada kelas VII masih ada 12 anak yang tidak naik kelas. Karena itu siswa baru yang diterima hanya 212 orang dari 400 siswa yang mendaftar.
Sementara itu, di SMP 1, jumlah siswa yang mendaftar 310 orang. Siswa yang diterima 224 orang untuk tujuh kelas. Masih ada 40 berkas yang belum diambil orangtuanya, karena anaknya masih libur di kampung.
PPDB di Tanjabbar tetap merujuk peraturan baru, memprioritaskan zonasi, warga lingkungan sekitar dan faktor nilai calon siswa. Tanggal 13 - 15 Juli sekolah-sekolah tersebut sudah memulai kegiatan masa pengenalan sekolah (MOS). KBM baru berjalan efektif tanggal 17 Juli mendatang.
Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Tanjabbar, M Yusuf, mengakui adanya sekolah yang kekurangan siswa. Tapi ia belum mendapat data lengkapnya dari UPTD.
“Memang ada sekolah yang sepi peminat, sementara sekolah lain banyak diminati. Datanya belum masuk dari masing-masing UPTD,” kata Yusuf.
Yusuf menyarankan, bagi sekolah yang tidak dapat menampung peminat, agar mendistribusikan ke sekolah-sekolah terdekat. Pihak sekolah favorit juga harus memperhatikan nilai dan zonasi yang sudah diberikan, sehingga siswa tidak menumpuk di satu atau beberapa sekolah tertentu saja.
“Kami sudah tetapkan maksimal standar per kelas 32 anak untuk tingkat SMP, dan 28 anak di tingkat SD,” jelas Yusuf.
Data di Dinas Pendidikan Tanjabbar, ada beberapa sekolah favorit untuk tingkat SMP di Kuala Tungkal, yakni SMP 1 dan 2. Sementara SMP 3 dan 5 menunggu limpahan dari dua sekolah tersebut. Untuk SD favorit, adalah SD Negeri 4/V dan 5/V. (infojambi.com)
Laporan : Raini
Baca Juga: Pemerintah Didesak Akomodir Warga Miskin dan Sekitar Sekolah
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com