Ekspor yang bergeliat ini juga berdampak positif terhadap minat investasi di sektor kelautan dan perikanan.
Realisasi investasi triwulan 3-2022 mencapai Rp.6,39 triliun atau meningkat 45,62% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan menyebar ke sejumlah daerah seperti di Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah.
Republik Rakyat Tiongkok menjadi negara terbesar yang berinvestasi pada sektor kelautan dan perikanan, disusul Singapura, British Virgin Islands, dan Jepang. Realisasi investasi menembus Rp.7,78 triliun atau meningkat 29,71% dibanding tahun sebelumnya di bulan Desember 2022.
Harapannya, besarnya potensi penangkapan ikan tuna Sulawesi Selatan (Sulsel) harus seimbang dengan ekspor yang dibutuhkan negara tujuan utama.
Tetapi, potensi itu tidak akan maksimal melakukan penangkapan ikan. Apabila infrastruktur modal, kapal, dan kebutuhan nelayan tidak terakomodasi, maka tidak akan dapat dimanfaatkan sebagai tagline "Lumbung Raja Tuna". ***
Penulis adalah Ketua Umum Front Nelayan Indonesia (FNI)
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com