Susy Susanti Tak Menginzinkan Anaknya Menjadi Atlet

| Editor: Muhammad Asrori
Susy Susanti Tak Menginzinkan Anaknya Menjadi Atlet
Susy Susanti (empat) dari kiri.

Penulis : Bambang Subagio
Editor : M Asrori S



INFOJAMBI.COM - Lagenda bulutangkis Indonesia, Susy Susanti, mengaku tidak mengizinkan anaknya untuk menjadi atlet di Indonesia. Masa depan atlet di Indonesia belum memberikan jaminan yang lebih baik, meski atlet tersebut memiliki bakat dan prestasi.

"Hanya pengabdian saja. Itu yang buat saya tak mengizinkan anak menjadi atlet," ujar Susy Susanti, dalam sebuah diskusi Refleksi Akhir Tahun Olahraga Indonesia “Apakah Masa Depan Atlet Indonesia Sudah Terjamin?” yang digelar Komunitas Olahraga Indonesia (KORI) di Jakarta, Senin (10/12/2018).

Susy menegaskan, tidak mudah menjadi atlet dan sudah pasti mengalami banyak suka dukanya.

"Termasuk ketika menjadi juara dunia hanya memperoleh ucapan terima kasih dan selembar piagam," lanjut Susy.

Torehan prestasi sangat fenomenal Susy Susanti, belum bisa ditandingi pebulutangkis Indonesia lainnya, bahkan dunia. Susy bersama Alan Budi Kusuma yang kini menjadi suaminya, pernah mengawinkan gelar emas bulutangkis Olimpiade 1992 Barcelona. Bersama Alan, Susy kini mengelola hall bulutangkis dan pengusaha peralatan olahraga.

Susy juga merebut juara dunia 1993. Selain meraih emas Olimpiade Barcelona (1992), Perunggu Olimpiade Atlanta (1996) dan Asian Games (1990-1994, Susy Susanti juga mencatat telah berhasil 4x juara All England, 5x Indonesia Terbuka, dan membawa Juara Piala beregu putri Piala Sudirman (1989) serta Piala Uber (1994 dan 1996). Susy juga berhasil mengantongi 5x juara beregu putri Sea Games (1987, 1989, 1991, 1993 dan 1995).

Namun, Susy tak menyalahkan pula apabila ada orangtua mengizinkan anaknya menjadi seorang atlet. Sebab, pemerintah saat ini telah memberikan apresiasi dan perhatian lebih baik dibandingkan era sebelumnya.

"Saya harap pemerintah terus lebih baik lagi dan terpenting tak melupakan prestasi para pendahulunya, " ujar perempuan kelahiran 11 Februari 1971 itu.

Peraih tanda kehormatan RI bintang jasa utama 1992 dan The Badminton Hall of Fame 2004 itu, kini juga menjabat sebagai Kabid Binpres PBSI 2016-2020.

Sementara mantan pelari gawang 100 meter, Dedeh Erawati, menyarankan orangtua tak perlu khawatir jika anaknya menjadi atlet.

"Pemerintah pasti tak akan melupakan jasa atlet," kata Dedeh yang kini menjadi PNS di Dispora DKI Jakarta.

Menyikapi fenomena tersebut, Sekjen Komunitas Olahraga Indonesia (KORI), Raja Parlindungan Pane mengajak seluruh pemangku kepentingan olahraga Indonesia, untuk terus membangun dan meningkatkan prestasi dan menjunjung tinggi hak-hak atlet.

"KORI hadir dari sebuah kepedulian terhadap masa depan atlet Indonesia, sehingga prestasi olahraga Indonesia terus berkembang dan meningkat," kata Raja yang bertindak selaku moderator diskusi.

Sementara Ketua KORI, Erick Thohir, selaku keynote speaker berharap diskusi yang digelar KORI, dapat menghasilkan rekomendasi kepada pemerintah, agar olahraga Ranah Air lebih baik ke depan.

Turut hadir Raja Sapta Oktohari, Noor Ahmad dari Komisi X DPR RI, aktor international sekaligus mantan Judoka Joe Taslim dan ratusan peserta diskusi dari beragam kalangan olahraga.***

Baca Juga: Ketua DPR Bangga atas Prestasi Pasangan Kevin-Marcus

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya