Laporan Willy Bronson
INFOJAMBI.COM - Panen kedelai di Kelurahan Simpang Kecamatan Berbak, dipimpin langsung Bupati Tanjung Jabung Timur, H Romi Hariyanto, Kamis (2/8/2018), seakan menjadi jawaban penting atas tingginya kebutuhan benih kedelai di Provinsi Jambi.
Apalagi, panen yang dihasilkan jauh di atas rata-rata. Jika biasanya petani hanya mampu panen maksimal 1,5 ton per hektar, dengan perlakuan khusus dan supervisi Balitkabi Malang, per hektar saat ini mampu menghasilkan 2,4 ton.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Sunarno, menjelaskan, saat ini khusus untuk produksi benih sudah tersedia 72 hektar. Diantaranya 40 hektar program nasional, 25 hektar program APBD Kabupaten Tanjab Timur dan tujuh hektar swadaya petani. Total hasil panen lebih 170 ton.
Hasil panen itu nantinya, akan disertifikasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Perbenihan Tanaman (BPSPT) Provinsi Jambi, sesuai mutu benih yang dihasilkan. Dari total 170 ton itu, benih berkualitas yang siap pasar diperkirakan mencapai 100 ton. Dengan perkiraan harga per kilogram Rp 10.300 hingga Rp 12.000.
Menurut Sunarno, biasanya pihak BPSPT juga akan merekomendasikan benih tersebut, bagi petani di Sarolangun, Merangin dan Kerinci. Ia juga menegaskan bahwa semua benih yang dihasilkan itu tidak untuk kebutuhan Tanjab Timur.
Alasannya, benih yang dihasilkan diperuntukkan bagi masa tanam September tahun ini. Sedangkan bulan September hingga Januari, tidak mungkin menanam di Tanjab Timur akibat pasang rob yang biasanya melanda.
Kementerian Pertanian RI, sangat apresiasi atas keberhasilan pembenihan di Tanjab Timur. Selain keuletan petani, peran penyuluh juga sangat strategis. Hal ini terbukti dengan efektifnya pembinaan 22 petani kooperator di wilayah sentra kedelai Berbak. Karena itu, pihak Balitkabi yang merupakan perpanjangan tangan Kementan menurunkan langsung pakar kedelai, Taufik.
Taufik lah yang terus menerus memberikan supervisi bagi penyuluh dan petani kedelai Berbak. Bukan tanpa alasan, diterjunkannya Taufik bersama delapan anggota timnya sesama peneliti, demi untuk membantu tercapainya target nasional terhadap pemenuhan bibit lokal.
Kepala Balitkabi yang diwakili Profesor DR Didik Purnomo yang hadir saat temu lapangan sekaligus panen, menjelaskan, bahwa segala upaya yang dilakukan itu untuk memastikan terus berkembangnya kualitas varietas yang nantinya mampu menjawab tingginya kebutuhan kedelai dalam negeri.
“Saat ini 60 persen kedelai masih kita impor. Dengan efektifnya produksi benih di daerah seperti di Tanjab Timur ini, diharapkan mampu membantu upaya swasembada kedelai,” ujar Didik.
Bupati Romi Hariyanto menegaskan, ia akan terus berupaya agar minat terhadap pertanian tanaman pangan terus meningkat. Komitmennya itu telah pula ia wujudkan dalam peraturan daerah No 18 tahun 2013, mengatur kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B).
“Kita berkomitmen menjaga bahkan mengembangkan lahan-lahan pertanian tanaman pangan dengan sangat serius,” ucapnya.
Sejak dilantik 2016 silam, Romi memang terus mendengungkan upaya menghentikan laju pertumbuhan perkebunan kelapa sawit. Dia khawatir pertumbuhan perkebunan kelapa sawit yang tak terkendali akan mengancam keberlangsung tanaman pangan. Dia juga sedang serius mengupayakan pengembangan berbagai komoditas lain, seperti kopi dan kakao.
“Nilai keekonomian setiap komoditas itu mau tidak mau juga menjadi konsentrasi kami, agar masyarakat punya alternatif yang masukan selain sawit,” tutupnya. ***
Editor : M Asrori S
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com