Target Penerimaan Negara dari Sektor Industri Hulu Migas Terus Meningkat

| Editor: Muhammad Asrori
Target Penerimaan Negara dari Sektor Industri Hulu Migas Terus Meningkat
Ilustrasi

Sumber : RILIS- SKK Migas
Editor : M Asrori S



INFOJAMBI.COM - Penerimaan negara dari industri hulu minyak dan gas bumi di, tahun 2018 meningkat signifikan mencapai US$17,5 miliar (unaudited) atau sekitar Rp 215 triliun. Angka ini melampaui target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yang sebesar US$11,9 miliar atau sekitar Rp 160,6 triliun.

Pencapaian penerimaan negara hingga 147 persen diatas target APBN 2018, mendorong target penerimaan negara tahun 2019 menjadi sebesar US$17,5 miliar.

“Melihat tren penerimaan dari hulu migas yang semakin meningkat, kami optimis dapat mencapai, bahkan melebihi target yang ditetapkan dalam APBN 2019,” kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto, di Jakarta, Rabu (16/1/2019).

Selain penerimaan negara, target lifting minyak dan gas bumi juga ditetapkan diatas target APBN 2018, dari sebelumnya sebesar 2 juta setara barel minyak per hari (boepd) menjadi 2 juta 25 ribu boepd di tahun 2019.

Target lifting minyak bumi sebesar 775 ribu barel per hari (bopd) dan target lifting gas bumi sebesar 1,250 juta boepd, diharapkan dapat mendukung tercapainya target penerimaan negara dan investasi.

Investasi hulu migas tahun 2019, ditargetkan sebesar US$14,79 miliar dengan target pengembalian biaya operasi (cost recovery) dipatok sebesar US$10,22 miliar. Realisasi investasi di tahun 2018, sebesar US$12 miliar dari target dalam WP&B yang disepakati sebesar US$14,2 miliar atau baru mencapai 84 persen.

Belum optimalnya realisasi tersebut, juga dipengaruhui cost recovery sebesar US$11,7 miliar (unaudited) atau 112 persen dari target APBN 2018 sebesar US$10,1 milliar.

Lifting migas sebesar 96 persen di tahun 2018 diproyeksikan dapat meningkat didukung rencana 13 proyek onstream di tahun 2019 dengan total nilai investasi sebesar US$702 juta.

“Tiga belas proyek tersebut diharapkan dapat memberikan tambahan produksi sebesar 8.600 bopd dan 1,3 miliar kaki kubik per hari,” ucap Dwi Soetjipto.

Proyek-proyek tersebut adalah: Proyek Kompleks Betara-Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Petrochina International Jabung Ltd; Proyek Terang Sirasun Batur Phase 2 – KKKS Kangean Energy Indonesia; Ario Damar-Sriwijaya Phase 2 – KKKS PT Tropik Energi Pandan; Proyek Pengaliran Gas Temelat ke Gunung Kembang Selatan – KKKS PT Medco E&P Indonesia.

Kemudian Proyek Bukit Tua Phase 3 – KKKS Petronas Carigali Ketapang II Ltd.; Proyek Full Well Steam Kedung Keris – KKKS ExxonMobil Cepu Limited; Proyek Buntal-5 – KKKS Medco E&P Natuna Ltd.; Proyek Bison-Iguana-Gajah Putri – KKKS Premier Oil Natuna Sea BV.; Proyek Suban Compression – KKKS ConocoPhillips (Grissik) Ltd.; Proyek Pemasangan Kompresor Betung – KKKS PT Pertamina EP; Proyek Bayan Gas Production Facilities – KKKS Manhattan Kalimantan Investments Pte. Ltd.; Proyek YY – KKKS PHE ONWJ; serta Proyek Meliwis – KKKS Santos (Madura Offshore) Pty. Ltd.

Sementara itu, menurut Dwi Soetjipto masih ada empat proyek strategis nasional yang belum onstream di tahun 2019, yaitu Proyek Tangguh Train 3 yang ditargetkan tahun 2020, Proyek Jambaran Tiung Biru yang ditargetkan tahun 2021, Proyek Indonesia Deep Water (IDD) yang ditargetkan tahun 2024, dan Proyek Abadi yang ditargetkan tahun 2027, tetap menjadi prioritas.

Dwi mengungkapkan, “Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pencapaian tahapan empat proyek strategis nasional, menjadi salah satu indikator kunci kinerja SKK Migas di tahun 2019.”

Untuk dapat memenuhi kebutuhan migas dalam negeri, upaya peningkatan lifting harus didukung dengan kegiatan eksplorasi yang masif. Di tahun 2019, rasio penggantian cadangan (reserve replacement ratio/RRR) kembali dipatok sebesar 100%.

Sebanyak 45 rencana pengembangan lapangan (plan of development/PoD) disetujui sepanjang tahun 2018, memberikan tambahan cadangan minyak dan gas bumi (migas) yang terbukti sekitar 831,5 juta setara barel minyak. Penambahan cadangan itu berdampak signifikan pada pencapaian RRR hingga 105,6 persen dari target 2018.

“Penemuan baru sangat dibutuhkan untuk mempertahankan produksi migas saat ini serta menjamin pasokan energi migas Indonesia,” ujar Dwi Soetjipto.***

Baca Juga: SKK Migas Gelar Sosialisasi dan Media Kompetisi 2016

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya