Tinggalkan Istri Hamil Tua, Media Asing Soroti Jumlah, Prabowo: Insya Allah

| Editor: Ramadhani
Tinggalkan Istri Hamil Tua, Media Asing Soroti Jumlah, Prabowo: Insya Allah
Sunaryo ayah dari Gunadi Fajar R menunjukkan foto putranya yang menjadi awak di KRI Nanggala 402. (GATRA)

Editor: Rahmad



INFOJAMBI.COM - Satu awak KRI Nanggala 402 yang hilang kontak di Laut Bali merupakan warga Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Meninggalkan istri yang hamil tujuh bulan selama bertugas, Gunadi Fajar R (24), kelasi isyarat yang bertindak sebagai operator sonar 2 di KRI itu, berencana pindah ke Bantul.

Gunadi merupakan warga RT 3 Dusun Ngreco, Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong. Ia putra pertama Sunaryo (48) yang bekerja sebagai tukang las.

"Anak saya di AL sejak 2014. Dulu Komando Armada I Jakarta, kemudian sekolah di sekolah kapal selam dan ditugaskan di Komando Armada 2 Surabaya sejak dua tahun terakhir," kata Sunaryo, sebagaimana dikutip Infojambi dari Gatra, Sabtu (24/4/2021).

Sunaryo mengatakan kabar pertama mengenai hilangnya KRI Nanggala diketahui dari istri Gunadi, Dwi Ari Astanti, yang saat itu berada di Purworejo.

"Rabu malam ngasih kabar begini, 'Bapak KRI Nanggala kehilangan kontak'. Terus kita pastikan lihat berita lewat HP. Benar, Nanggala 402 itu kapal anak saya," ucap Sunaryo.

Ia lantas bercerita pertemuan terakhir dengan anaknya terjadi pada akhir Maret lalu. Pada 26-27 Maret, Gunadi menggelar syukuran tujuh bulan kandungan istrinya. Pasangan ini tengah menanti kelahiran anak pertama.

"Terakhir berkomunikasi dengan ibunya pada Minggu (18/4) yang intinya meminta doa karena bakal berlayar," ujarnya.

Sunaryo menceritakan putranya berencana memindah sang istri ke Pundong, Bantul, untuk persiapan kelahiran.

Di tengah penantian kabar KRI Nanggala, Sunaryo sekeluarga berdoa dan terus berharap pemerintah berhasil mengevakuasi KRI Nanggala dan seluruh awaknya selamat. Bersama warga, pada Kamis (22/4) keluarga menggelar doa bersama.

"Kemarin menantu saya sudah berangkat ke Bali. Namun sampai hari ini belum ada kabar terbaru,'" jelasnya.

Kepala Desa Seloharjo, Mahardi Badrun, menyampaikan rasa prihatin atas kejadian ini.

"Saya sudah kenal lama sama bapaknya, tapi tidak menyangka jika Gunadi merupakan putra beliau," kata Badrun.

Mewakili pemerintah desa, Badrun berharap proses pencarian dan evakuasi bisa dilakukan semaksimal mungkin oleh pemerintah bersama TNI AL.

Sementara itu, pihak TNI Angkatan Laut (AL) belum mengetahui penyebab KRI Nanggala 402 menghilang. Di sisi lain media asing menyoroti jumlah awak kapal selam itu.

Kapal selam KRI Nanggala 402 termasuk dalam tipe 209/1300 hasil produksi Jerman Barat. Jurnalis The Drive bernama Thomas Newdick menyoroti jumlah awak KRI Nanggala 402 yang berbeda dengan kapasitas kapal selam tipe 209.

"Kapal selam itu memiliki 53 anggota awak, yang biasanya memiliki 34 personel, menurut Combat Fleets of the World edisi 1993. Tidak jelas mengapa begitu banyak individu tambahan yang terlibat dalam latihan ini," tulis Thomas, dikutip dari thedrive.com.

Sementara situs militaryfactory.com mencatat kapal selam tipe 209 hanya dapat mengangkut total awak di kisaran 31 sampai 36 orang.

Tipe 209 nomor 1100 adalah kapal selam dengan muatan paling kecil, yaitu maksimal 31 orang. Sementara, tipe 209 nomor 1500 dapat memuat total awak maksimal 36 orang.

Sampai saat ini, tim penyelamat dari gabungan personil TNI, Polri, dan SAR terus melakukan upaya pencarian dan penyelamatan KRI Nanggala yang hilang.

Ada 21 kapal yang bergerak mencari kapal selam itu. Pencarian hari ini mengandalkan KRI Rimau yang dapat mendeteksi titik magnet yang kuat di perairan Bali Utara.

Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad mengatakan, tim penyelamat kini tak lagi mendapati suara dari KRI Nanggala. Hal ini terungkap dalam konferensi pers di Bali, Jumat kemarin (23/4/2021).

“Karena kemarin sementara ini dari KRI Rimau. Nah, ini tampaknya akan diperkuat dari KRI lain yang memang bisa (mendeteksi) dari mana sih titik... Karena kebetulan kapal selamnya kan udah diem, tidak ada suara, tinggal hanya sonar yang bisa menangkap,” beber Achmad, dikutip dari kompas.

Achmad mengatakan, ada kemungkinan pula kapal selam itu terbawa arus bahwa laut. Untuk itu, pihaknya mencoba mencari berdasarkan perkiraan gerakan arus.

Proses pencarian dan penyelamatan ini ini berkejaran dengan waktu. Sebabnya, oksigen kapal selam KRI Nanggala-402 diperkirakan bertahan hingga Sabtu (24/4/2021) pukul 03.00 WITA. "Harapan kami pokoknya dengan batas waktu sampai besok jam 3, (pencarian) dimaksimal hari ini," kata Achmad Riad.

KRI Nanggala 402 ini mengangkut 53 orang, yaitu 49 awak buah kapal (ABK), 3 personil persenjataan, dan 1 komandan kesatuan. Akan tetapi, jumlah awak ini berbeda dengan informasi kapasitas maksimal kapal selam itu.

Sebelumnya, Kadispen TNI AL Laksma Julius Widjojono mengatakan cadangan oksigen KRI Nanggala 402 sudah memenuhi syarat sesuai jumlah penumpang.

“Cadangan oksigen itu ada. Sudah dihitung dengan kondisi 53 ABK, memenuhi syarat. Kami dari segenap prajurit Angkatan Laut hanya mohon doa restu kepada seluruh bangsa Indonesia agar kami bisa menemukan mereka dalam keadaan baik,” ujar Julius.

Sebelumnya, pakar kapal selam dari Intitut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Wisnu Wardhana mengatakan ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan KRI Nanggala hilang kontak.

Faktor usia hingga sabotase, kata Wisnu, dapat menjadi penyebab kapal selam itu menghilang. Hal ini mengingat Indonesia pertama kali menerima kapal selam tipe 209 ini pada 1981.

“Saya curiga, maaf ya saya ngomong apa adanya, Kapal Nanggala itu adalah kapal yang didesain tahun 80an, jadi segala peralatan itu, perkiraan saya, masih menggunakan alat yang terbit di tahun 80an, teknologinya. Ada kemungkinan, mungkin, mungkin loh ya, ada sabotase atau yang lain dari negara-negara tertentu. Saya tidak memungkiri kemungkinan itu. Karena itu teknologi tahun 80 bisa saja dimanipulasi untuk ditanggulangi dengan teknologi 2020,” imbuhnya.

Kapal selam tipe 209 tak cuma beroperasi di Indonesia. Mengutip Deagel, beberapa negara juga masih mengoperasikan kapal selam berumur panjang ini, seperti Korea Selatan, Brazil, India, Yunani, hingga Turki.

Bagaimanapun, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan pemerintah sedang mengaudit kembali seluruh alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI.

“Insya Allah dalam 2-3 minggu ini bersama Panglima TNI dan kepala staf kita rampungkan dan akan kita sampaikan kepada bapak presiden,” ujar Prabowo saat jumpa pers, Kamis lalu.

Baca Juga: Pekan Olahraga untuk Menyegarkan Wartawan Profesional

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya