KOTAJAMBI, INFOJAMBI.COM - Dua anggota Komisi III DPRD Provinsi Jambi, Abun Yani dan Rukiya Alfa Robi, diundang warga Desa Rantau Kapas Mudo, Rantau Kapas Tuo dan Pelayangan, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari.
Warga tersebut tinggal dekat jembatan panjang Muara Tembesi. Di sana baru saja terjadi aksi massa membakar kapal penarik tongkang pengangkut batu bara.
Baca Juga: Kerjasama Pembangunan Pasar Angsoduo dan JBC Disepakati
Pembakaran tongkang dilakukan dengan cara melemparinya menggunakan molotov dari atas jembatan, saat kapal dan tongkang bermuatan batu bara melintas di wilayah mereka.
Setiba di lokasi, Abun Yani dan Rukiya langsung menemui warga. Mereka berdiskusi. Warga tiga desa tersebut mendesak pihak terkait sama-sama menjaga aset negara.
Baca Juga: ADI Minta Dewan Tegur Gubernur
Warga tidak ingin Jembatan Muara Tembesi menjadi korban tongkang batu bara berikutnya. Cukup terjadi pada Jembatan Batanghari 1, beberapa waktu lalu, tongkang batu bara menabrak tiang pengamannya., yang ditabrak tongkang
Mendengar keluhan warga, Abun Yani langsung menelepon Wakil Ketua Satgas Pengawasan dan Penegakan Hukum (Wasgakkum) Provinsi Jambi, Johansyah.
Baca Juga: Pj Sekda dan Ketua Provinsi Jambi Ajak Sukseskan Sensus Penduduk 2020
Abun Yani minta Johansyah cepat menindaklanjuti aspirasi warga. Dia menyimpulkan, amarah warga memuncak karena tongkang pengangkut batu bara masih nekat melintas di bawah Jembatan Muara Tembesi.
Kemarahan warga itu sangat beralasan. Pasalnya, pasca kejadian tongkang batu bara menabrak tiang Jembatan Batanghari 1, wasgakkum mengeluarkan instruksi larangan angkutan batu bara melewati sungai.
“Kita sama-sama berharap dapat menciptakan situasi kondusif di masyarakat. Kami segera rapat, melibatkan semua pihak, termasuk masyarakat diajak," kata Abun Yani.
Abun Yani bersama Robi diajak warga melihat langsung kondisi tiang penyangga Jembatan Muara Tembesi menggunakan tugbot.
“Sebagai wakil rakyat kewajiban kami turun ke masyarakat. Kami sudah melihat kondisi bawah jembatan yang dikhawatirkan warga," ujar Abun Yani.
Abun Yani menegaskan, kondisi Jembatan Muara Tembesi saat ini sudah sangat memprihatinkan. Perlu dijaga bersama. Dia berterima kasih pada masyarakat yang rela berjuang demi kepentingan semua umat.
“Jembatan ini urat nadi lalu lintas jalan nasional. Kalau roboh, siapa yang bertanggung jawab," tegasnya.
Politisi Partai Gerindra itu minta ada ketegasan pemerintah terhadap pengusaha tambang batu bara. Bukan berarti menolak hasil tambang di Jambi, tapi bilamana ada kerusakan tolong diperbaiki.
Abun Yani juga minta pemerintah segera melakukan investigasi, melibatkan semua pihak, termasuk dari Kementerian ESDM dan aparat penegak hukum, karena sudah beberapa kali tongkang batu bara menabrak jembatan.
Abun Yani mendesak sikap tegas pemerintah dan aparat penegak hukum. Jika terjadi pelanggaran tapi tidak bertanggung jawab, cabut saja izinnya. Bila perlu Kementerian ESDM turun dan ikut bertanggung jawab.
“Tuntutan masyarakat, sebelum selesai pekerjaan di jembatan itu, jangan dulu lewat. Saya harap insiden itu tidak terulang lagi. Duduk bareng difasilitasi pemerintah dan pengusaha pengusaha tambang batu baranya,” ujarnya.
Abun Yani ingin masyarakat di sekitar Jembatan Muara Tembesi merasa nyaman. Pengusaha juga nyaman. Jadi tidak ada yang tersakiti. Warga rela berhari-hari meninggalkan rutinitasnya demi menjaga aset negara," tegasnya.
Sementara, Rukiya Alfa Robi juga menegaskan, apabila memang jalur sungai menjadi alternatif transportasi batu bara, Pemprov Jambi dan pihak terkait harus segera membuat kajian khusus dan analisanya. Jangan cuma membahas kedalaman dan kedangkalan sungai saja.
Rukiya mengatakan, jalan khusus angkutan batu bara menjadi solusi jangka. Sungai sekarang memang masih dalam, ke depan tidak tahu. Jalur darat ribut karena macet, jalur sungai juga ribut. Solusinya jalan khusus.
Tokoh masyarakat Batanghari, Samsul Bahri, aksi pelemparan molotov ke kapal penarik tongkang batu bara terjadi karena kemarahan masyarakat sudah memuncak. Sudah sembilan hari warga berjaga di pinggir sungai.
“Tidak mungkin kapal lepas tanpa ada komando. Kami minta dihadirkan ke kami. Kami ingin tahu ada apa dan siapa yang ada di dalam sini,” tandas Samsul.
Samsul menyatakan, sebenarnya situasi di tiga desa dekat Jembatan Muara Tembesi masih kondusif. Kalaupun ada gesekan, itu tidak disengaja. Belum ada pengusaha batu bara yang datang ke sana.
Samsul tak menampik ada kapal pengangkut batu bara terbakar akibat dilempar molotov oleh warga. Namun dia tidak tahu pelakunya. Yang pasti massa sudah sangat emosi.
“Saya juga ajak aparat keamanan. Anggota koramil mengawal kami dan melihat kami tidak ada yang anarkis," pungkasnya. ***
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com