Namun untuk menjadi Bank Devisi bukan hanya modal, tapi juga menyangkut sumber daya manuasia, sehingga Bank Jambi perlu menyiapkan sumber daya manusia untuk menangani kegiatan operasi sebagai bank devisa.
Selain itu meski sudah mendapat persetujuan RUPS Bank Jambi harus melihat dulu potensi kegiatan devisa di wilaya sebelum memproses perizinan. Perlu analisa potensi pasar yang mendalam.
Baca Juga: Zola Ingatkan Pengelola Bank Jambi Tidak Cepat Puas
Infrastruktur untuk menjadi bank devisa sedang disiapkan. Di dalamnya mencakup persiapan teknologi, sumber daya manusia, hingga menjalin hubungan dengan bank-bank di luar negeri.
Karena bukan apa - apa, ada beberapa case bank daerah yang telah mengantongi izin operasi, namun tidak pernah melakukan kegiatan devisa, karena melakukan kegiatan devisa rentan akan resiko, salah satunya fluktuasi valuta asing (valas) bisa menimbulkan risiko bagi bank.
Baca Juga: Upaya Tingkatkan Elektrifikasi, Jambi – UNDP Jalin Kerjasama
Namun terlepas dari resiko, status sebagai bank devisa penting untuk mendukung pengembangan ekspor bagi produk-produk kerajinan dan industri kreatif dari UMKM di Provinsi Jambi.
Upaya ini tentu perlu diikuti dengan nota kesepakatan antara Bank Jambi dan Badan Pengembangan Ekspor Nasional Departemen Perdagangan. Artinya, perlu banyak inovasi dalam memperkuat jejaring kerjasama untuk memperluas pasar.
Baca Juga: Gubernur Resmikan Kantor Pelayanan Bank Jambi di Jakarta
Kedua pihak bisa bekerja sama mengadakan pelatihan ekspor untuk pelaku UMKM. Dengan menjadi bank devisa, bank Jambi akan lebih bisa mendorong pengembangan ekspor produk UMKM Jambi dengan menyediakan sumber pembiayaan.
Dengan menjadi bank devisa, pelaku ekspor maupun impor akan bisa mengakses dana dari bank Jambi, yang bisa meningkatkan perekonomian daerah. (*)
Penulis adalah pengamat ekonomi di Jambi
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com