TRANSFORMASI UNJA: Transfer of Value

Keterbukaan proses pemilihan dan akuntabilitas kandidat adalah prinsip yang harus menjadi dasar dalam pemilihan rektor Unja.

Reporter: - | Editor: Admin
TRANSFORMASI UNJA: Transfer of Value
M. Ridwansyah

Oleh: M. Ridwansyah
Ketua, Pusat Unggulan Ipteks (PUI) Perencanaan Bisnis dan Investasi Agroindustri dan Lingkungan (PEBIAL), Universitas Jambi

SAAT ini Universitas Jambi (Unja) mengarungi proses vital pemilihan rektor, komunitas akademis dihadapkan pada kesempatan unik untuk tidak hanya memilih pemimpin tapi juga menentukan arah dan nilai yang akan membimbing institusi ini di masa depan.

Baca Juga: Unja Bangun Empat Gedung Baru. Ini Penampakannya...

Keterbukaan proses pemilihan dan akuntabilitas kandidat adalah prinsip yang harus menjadi dasar dalam pemilihan rektor Unja. Prinsip ini bukan sekadar retorika tetapi harus menjadi praktik nyata, memastikan bahwa siapa pun yang terpilih adalah hasil dari proses yang transparan dan adil, mengedepankan kualifikasi dan visi yang sejalan dengan kebutuhan universitas untuk berkembang.

Rektor yang terpilih akan menghadapi tantangan yang tidak ringan. Salah satu tantangan terbesar adalah transformasi dari orientasi output ke outcome dan impact. 

Baca Juga: Dua Desa di Merangin Jadi Mitra Binaan Unja dan Bank Indonesia

Ini bukan hanya pergantian istilah tetapi pergeseran paradigma dalam mengukur keberhasilan. Sebagai lembaga pendidikan, Unja harus melampaui penghitungan jumlah lulusan sebagai indikator sukses dan lebih fokus pada dampak nyata yang diberikan lulusan kepada masyarakat. Pertanyaan yang harus dijawab bukan lagi berapa banyak mahasiswa yang lulus, tetapi seberapa banyak di antara mereka yang mendapatkan pekerjaan di sektor formal dengan pendapatan yang memadai atau yang mampu menciptakan usaha sendiri yang berkelanjutan.

Pengukuran sukses juga harus dilihat dari kontribusi ilmiah yang dihasilkan oleh Unja. Bukan semata-mata jumlah publikasi yang dihasilkan tetapi lebih pada seberapa jauh penelitian-penelitian tersebut diadopsi oleh masyarakat, sektor swasta dan pemerintah. Hal ini menuntut kerja sama yang lebih erat dengan berbagai pihak dan pengaplikasian penelitian yang relevan dengan kebutuhan nyata industri dan masyarakat. Salah satunya dengan cara menghindari terjadinya polarisasi yang berlarut-larut paska pemilihan rektor nanti. 

Baca Juga: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Gelar FGD Branding Pariwisata Provinsi Jambi

Di atas semua itu, Unja harus menekankan pada transfer of value, bukan hanya transfer pengetahuan. Pendidikan harus dilihat sebagai alat untuk tidak hanya memperkaya intelektual tetapi juga untuk membentuk karakter. Nilai-nilai seperti integritas, kejujuran, enterpreneurship, dan tanggung jawab sosial harus menjadi orientasi dari kurikulum dan kegiatan akademis. 

Melalui pendekatan ini, lulusan Unja tidak hanya menjadi tenaga kerja yang kompeten tetapi juga warga negara yang berkontribusi pada pembangunan bangsa.

Kepemimpinan yang akan datang harus dapat memahami dan menerapkan konsep-konsep ini untuk membawa Unja menuju era baru. Transformasi ini tidak akan mudah dan memerlukan komitmen dari semua pihak. Namun, dengan landasan yang tepat, Unja dapat mengambil langkah besar menuju pencapaian pendidikan tinggi yang tidak hanya unggul secara akademis tetapi juga relevan dan bermakna bagi masyarakat luas.

Dalam semangat inovasi dan pertumbuhan, pemilihan rektor Unja bukan hanya tentang siapa yang akan memimpin, tetapi juga tentang nilai apa yang akan membawa Unja maju. Ini adalah momentum bagi Unja untuk mengambil langkah berani dalam mendefinisikan ulang kesuksesan dan memastikan bahwa transformasi yang dijalani akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya