MUARO JAMBI - Ancaman kebakaran hutan dan lahan ( karhutla) menjadi tantangan serius di Provinsi Jambi karena terjadi hampir setiap tahun, terutama pada musim kemarau.
Minamas Plantation, perusahaan yang bergerak di perkebunan kelapa sawit berupaya mencegah ancaman kebakaran hutan dan lahan dengan mewujudkan desa mandiri ramah lingkungan atau desa mandiri cegah api di 4 desa, yakni desa Gambut Jaya, Desa Sumber Agung, Desa Parit dan Desa Arang-arang. Desa-desa ini termasuk dalam 731 desa yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai area rawan kebakaran hutan dan lahan.
Untuk mewujudkan desa mandiri tersebut, PT Bahari Gembira Ria (PT. BGR) yang merupakan anak perusahaan Minimas Plantation di Jambi menggandeng akademisi Universitas Jambi. Harapannya para peneliti dan ilmuwan dari Universitas Jambi akan berbagi pengetahuan dan keahlian dalam menemukan solusi tuntas penanggulangan bencana asap melalui pendekatan kemasyarakatan.
Presiden Direktur Minamas Plantation Roslin Azmy Hassan mengatakan program ini merupakan salah satu upaya menstimulus masyarakat agar mengerti bahaya api sehingga dapat mengadopsi pembukaan lahan dan mengelola limbah hasil pertanian tanpa membakar.
"Kami ingin meningkatkan kepedulian masyarakat akan bahaya kebakaran dan memberikan solusi jangka panjang yang berkelanjutan untuk menangani bencana asap melalui berbagai upaya pencegahan," tuturnya di sela penandatanganan MoU dengan Universitas Jambi, di Aula Rektorat Universitas Jambi, Mendalo, Rabu (09/8/2017).
Ditambahkan Roslin, nantinya para ilmuan dari Unja akan memberikan pelatihan kepada masyarakat setempat untuk menjalankan pertanian berkelanjutan dengan kebijakan zero burning.
Sebelumnya, pada 2016, Minamas Plantation berhasil membina 15 desa di Provinsi Riau dan Kalimantan Selatan. (infojambi.com/SOL)
Baca Juga: Zola Launching Pergub Pengendalian Karhutla
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com