INFOJAMBI.COM - Pemerintah Indonesia menyebut hingga akhir November 2021 utang pemerintah mencapai Rp 6.713,24 triliun atau setara 39,84 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis pemerintah mampu membayar utang tersebut.
Lantas bagaimana cara pemerintah membayarnya?
"Kalau belanja bagus, jadi infrastruktur bagus, SDM berkualitas buat Indonesia, ekonomi tumbuh pasti bisa bayar lagi utangnya. Termasuk SBSN pasti kita bisa bayar Insya Allah kembali dengan aman," ujarnya dalam acara virtual, dikutip CNBC Indonesia Minggu (9/1/2022).
Ia menjelaskan bahwa pemerintah mengambil utang karena memang Indonesia membutuhkannya untuk membangun fasilitas yang dinikmati rakyat, memberikan bantuan sosial, subsidi, hingga membayar gaji pegawai negeri.
Sehingga, ia pun meminta masyarakat tidak hanya melihat dari nominal utangnya saja, tapi juga perlu dilihat secara rinci penggunaan utang tersebut.
"Jadi sering yang dengar dari headline utang negara sudah Rp6.000 apakah sudah aman? Dan tidak pernah lihat neraca seluruhnya," jelasnya.
Menurutnya, pendapatan negara anjlok apalagi selama pandemi Covid-19, sedangkan belanja harus terus dilakukan bahkan diperbesar nilainya.
Sebab, pemerintah juga menaikkan anggaran untuk belanja kesehatan, bantuan sosial, juga tunjangan untuk pegawai negeri dan TNI/Polri.
Oleh karenanya, mau tidak mau utang harus dilakukan, baik dari pinjaman luar negeri bahkan dengan penerbitan surat utang. Sebab, semua itu tak mampu dibiayai oleh APBN saja.
"Jadi itu buat kita sendiri dan sebagian utang yang ada nanti kita bayar lagi," ucapnya.
Baca Juga: Pekan Olahraga untuk Menyegarkan Wartawan Profesional
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com