BATANGHARI, INFOJAMBI.COM – Warga desa Koto Boyo, Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batanghari menagih janji perusahaan batubara untuk menyediakan dan menyalurkan air bersih ke rumah-rumah warga yang sumurnya tercemar.
Kesepakatan yang dibuat pada Maret 2022 itu berbunyi perusahaan akan mengoptimalkan penggunaan pamsimas (penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat) serta mencari sumber air yang bagus untuk masyarakat.
Baca Juga: Mobil Batubara Terbakar di Lintas Sumatera
Namun kini janji perusahaan batubara tersebut belum terealisasi secara optimal. Beberapa warga mengeluhkan adanya biaya tambahan pemasangan pipa sambungan dari tower pamsimas ke rumah.
“Biaya pemasangan pamsimas sebesar lima ratus ribu rupiah itu dianggap sangat berat. Kami terpaksa memasang pamsimas kerena air sumur berwarna hitam dan tidak layak pakai, sehingga tidak ada pilihan lain selain memasang pamsimas,” ujar salah seorang warga yang takut namanya dipublikasikan.
Baca Juga: PMII Sarolangun Sorot Tiga Perusahaan Batubara, Nahhh....
Menurut sumber warga, selain biaya pemasangan sambungan pipa cukup tinggi, ada juga beberapa warga yang digratiskan pemasangannya.
“Waktu itu kami bayar lima ratus ribu rupiah, sebelum adanya demo di desa ini, dan sekarang ada beberapa yang pasang pamsimas gratis, katanya itu bantuan dari perusahaan yang ada disini sesuai permintaan warga yang mendemo perusahaan batubara pada 15 Meret lalu,” ujarnya.
Baca Juga: Hindari Lobang, Truk Batubara Terguling Masuk Sungai
Menanggapi komentar masyarakat, Sekretaris Desa Koto Boyo Varum membenarkan bahwa untuk masyarakat yang memakai pamsimas saat itu dikenakan biaya lima ratus ribu rupiah.
Varum menjelaskan, saat pertama dibentuk kelompok keswadayaan masyarakat (KKM) pamsimas anggotanya 40 orang. Semuanya dikenakan biaya pemasangan sebesar 300 ribu rupiah.
”Saat ada penambahan pemakai harga pipa juga naik, jadi kami bebankan lima ratus ribu rupiah untuk biaya kenaikan bahan dan upah pemasangan,” ujarnya.
Menurut Varum, hasil rapat beberapa waktu lalu setelah demo pihak perusahaan berjanji akan berikan air bersih menggunakan mobil tangki untuk masyarakat. Saat pelaksanaannya tangki mobil siram yang digunakan cukup kotor, sehingga air bersih yang dimasukkan dalam tangki ikut kotor dan masyarakat tidak mau menerima air tersebut.
Untuk saat ini, lanjut Varum, fokus desa adalah perencanaan air bersih sampai ke depan rumah warga. Desa belum melakukan pengkajian terhadap biaya yang akan dikenakan pemakai dan lain sebagainya.
“Untuk saat ini desa diberikan bantuan berupa pipanisasi untuk masyarakat, terkait jumlahnya berapa itu akan direkap setelah selesai pekerjaan,” imbuhnya.***
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com